Mohon tunggu...
Nendela ritnaagustin
Nendela ritnaagustin Mohon Tunggu... Perawat - Nendela

Belajar dari kegagalan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Terwujudnya Mimpiku

20 Februari 2020   18:49 Diperbarui: 20 Februari 2020   18:50 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

H-1 sebelum kita pergi untuk muncak ke Mahameru, kita menyiapkan semua barang-barang yang akan dibawa, dan tidak boleh sampai ada yang tertinggal. Malam harinya aku tidak sabar menunggu hari esok, karena hal tersebut merupakan mimpi kita berenam.
Keesokan harinya aku bangun pagi sekali untuk mengecek kembalik semua barang yang akan dibawa, tidak lupa sarapan agar fisik selalu kuat. Lalu kita semua menuju titik kumpul yaitu di stasiun kereta api Padalarang. Aku pergi ke stasiun diantar oleh ayahku. Setelah sampai di stasiun aku bingung mencari sahabat-sahabatku, dan akhirnya aku melihat Bima ditempat penungguan. Aku menghampirinya sambil membawa tas career Yang lumayan lah berat. Aku juga memakai sepatu gunung, kado ulang tahun dari Bima tahun lalu.

Lalu setelah aku menghampirinya, Bima langsung tersenyum dan bilang " cie sepatu dariku akhirnya kamu pakai juga nih" aku pun tersenyum dan menjawab "iya nih baru ku pakai, karena kan mau kemana juga aku pakai sepatu ini kalo bukan muncak" lalu dia jawab "akhirnya bisa muncak bareng kamu" aku berfikir sejenak, lalu menjawab "hah? Ko bareng denganku, kita kan pergi berenam" lalu dia merasa malu sambil menutup mulutnya menandakan dia keceplosan. Dia langsung mengalihkan pembicaraan dengan mengajakku mencari teman-teman yang lain.

Kita bertemu dengan ke 4 sahabatku di dekat mini market yang ada dalam stasiun. Aku dan Bima menghampiri mereka berempat. Lalu kita berkumpul di tempat penungguan untuk menunggu kereta datang. Setelah setengah jam berlalu, kereta jurusan kami pun datang. Kami menaiki kereta nya. Di dalam kereta kami tertawa, bernyanyi dan bermain gitar , ngemil dan banyak hal yang kami lakukan karena perjalanan yang sangat jauh. Aku duduk dekat jendela agar bisa melihat pemandangan selama diperjalanan ini.

Tak terasa kita semua tertidur, dan sebentar lagi tujuan kita akan sampai. Aku terbangun dan melihat keluar tenyata didepan sudah terlihat stasiun Jawa timur. Aku membangunkan sahabat-sahabatku. Lalu mereka pun terbangun, namun Riko malah ngelindur, hal itu membuat kami tertawa keras dan membuat Riko sadar dari ngelindur nya. Saat kereta berhenti tepat didepan stasiun kita langsung turun dan mencari tempat makan karena cacing-cacing di perut sudah demo. Kita makan di rumah makan Padang, yang ternyata rasanya begitu nikmat membuat perut kita kenyang.

Setelah makan kita langsung mencari angkutan umum untuk menuju basecamp puncak Mahameru. Setelah sampai kita langsung daftar segalanya dan mempersiapkan semuanya. Tepat pukul 3 sore kita akan mulai naik muncak. Bima menjadi pemimpin jalan, dia jalan paling depan dan aku berjalan dibelakangnya. Dan Riko ada dibaris paling belakang untuk menjaga semuanya agar tetap aman dan tidak ada yang tertinggal.

Pos 1 sampai pos akhir sudah kita lewati, banyak hal yang kita lalui dari pendakian tersebut. Apalagi Bima yang terlihat berbeda kepadaku, dia sangat perhatian padaku, dia beda dari Bima yang biasanya. Aku bingung ada apa dengan Bima, tapi ya sudahlah mungkin karena kita sudah lama tidak bertemu jarang berkumpul seperti ini, inilah perubahan sikap Bima wkwk. Kita sudah sampai di pos akhir, dan kita mendirikan tenda untuk beristirahat. Namun sebelumya kita sudah beristirahat dan bermalam di Ranukumbolo, danaunya puncak mahameru, air nya yang jernih dan cuacanya yang sejuk serta view pemandangan yang sangat indah membuat aku nyaman ada disini. Kita bernyanyi-nyari, tertawa, mengobrol, makan bahkan Arnold sampai tidur pulas di siang hari wkwk. Tak lupa kita potret bersama untuk dijadikan kenangan kita di ranukumbolo.

Setelah menikmati ranukumbolo, kita beranjak ke pos akhir untuk bermalam disana. Kita menghangatkan badan depan api unggun, bercerita bahkan mengenang masa lalu kita saat kita masih hanya bisa bermimpi untuk pergi kesini, namun semuanya bisa jadi kenyataan. Kita berenam sangat bahagia. Kita beristirahat dan bermalam di pos akhir sampai pukul 3 pagi. Pukul 3 kita langsung melanjutkan pendakian ke Puncak Mahameru yang merupakan tujuan utama kami. Alarm pun berbunyi menunjukan pukul 3, kita langsung beranjak mendaki ke puncak tanpa membawa carier, kita membawa barang yang memang hanya diperlukan. Kita tidak bisa memasang tenda disana, karena tidak dibolehkan bertenda di puncak Mahameru karena banyak berbagai resiko yang akan didapat.

Pukul 3 kita semangat untuk pergi mendaki ke puncak Mahameru, rintangan banyak yang kita lalui, pasir kecil yang sangat licin sudah kita lewati. Dan akhirnya kita sampai pada tujuan yaitu Puncak Mahameru, aku sangat terharu bahkan sampai menangis bahagia karena ternyata aku seorang perempuan, bisa mendaki ke Puncak Mahameru atap nya pulau Sumatra timur.

Aku sangat bahagia dan sujud bersyukur kepada Allah, karena aku bisa menikmati surga dunia-Nya yang sangat begitu indah, sungguh indahnya ciptaan-Nya. Kita berpelukan, kita semua menangis air mata bahagia dan berterima kasih kepada Allah juga orang tua yang sudah merestui kami pergi ke puncak Mahameru ini. Sungguh indah seperti berada di atas awan, kini aku berada di ketinggian 3.676 MDPL bersama ke 5 sahabatku. Sungguh ini kado terindah setelah kita berpisah selama 3 tahun. Dan akhirnya mimpi kita tercapai untuk bisa menginjak puncak Mahameru ini.

Namun ada hal yang sangat membuatku terkejut bahkan tak menyangka ini dapat terjadi. Hal ini tentang Bima, saat di puncak setelah kita telah menancapkan bendera merah putih di atas puncak Mahameru. Tiba-tiba Bima mengajakku mengobrol berdua, dan ternyata Bima menyatakan tentang perasaannya selama ini kepadaku, ternyata dia mencintaiku lebih dari sahabat. Aku merasa terkejut dan tidak menyangka, aku sempat bingung dan berfikir bahwa Bima hanya bercanda, namun Bima tetap meyakinkanku tentang perasaannya.

Bima memberiku cincin tunangan. Aku semakin terkejut bahkan menangis bahagia. Akhirnya aku yang dulu saat SMP pernah memendam perasaan ke Bima, akhirnya Bima bisa memiliki rasa yang sama kepadaku. Tanpa fikir panjang aku menerima ajakan tunangan tersebut. Dan ternyata ke empat sahabatku juga sudah tahu tentang ini, bahkan mereka merupakan tim sukses dan ada dibalik semua ini. Aku memeluk mereka. Mereka juga mengejekku karena aku menangis bahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun