Mohon tunggu...
Nazhif DzakyThaheer
Nazhif DzakyThaheer Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Film Dokumenter Horor yang Horornya Melebihi Film Horor

14 Juli 2021   23:21 Diperbarui: 14 Juli 2021   23:30 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan begitu, narasi yang bersifat manipulatif tersebut akan memicu kemarahan pada pihak-pihak tertentu yang berujung untuk melakukan kejahatan. Oleh karena itu, semua tindak kejahatan yang dilakukan terhadap Muslim Rohingya akan dianggap wajar atau mungkin memang seharusnya seperti itu.

Fitur-fitur yang dimiliki Facebook memudahkan para pelaku propaganda untuk melakukan serta menyebarkan narasi-narasi manipulatif untuk propaganda. Akibat dari berita palsu yang bertebaran di Facebook, membuat jurang polarisasi di tengah masyarakat semakin lebar dan dalam yang bisa bermuara kepada kehancuran manusia.

Media Sosial Menjual Perhatian Kita Untuk Mendapat Keuntungan

Tak bisa dipungkiri bahwa media sosial telah memberikan manfaat yang amat banyak, seperti kemudahan untuk melakukan komunikasi dan mencari informasi.  Bagaimana tidak? Media sosial dapat menghubungkan seseorang yang berada di bagian belahan bumi lain untuk saling berkomunikasi dan bertukar informasi. Dengan media sosial pula kita dapat membangun relasi dengan sesama penggunanya.

Tapi, pernah nggak sih kita berpikir bagaimana media sosial mendapatkan uang dari layanan yang disediakannya? Dengan layanan yang bermanfaat dari media sosial, selama ini kita menggunakannya tanpa mengeluarkan biaya alias gratis. Kita tidak perlu membayar layanan dari media sosial. Cukup bermodalkan dengan kuota internet sih sebenarnya, dan itu pun dibelinya dengan uang. Hehehe. Tapi, cukup dengan kuota internet saja, kita bisa berselancar dan pergi ke belahan bumi mana saja. Luar biasa bukan?

Jadi, pernah nggak kepikiran media sosial dapat uang darimana? Dalam film ini dijelaskan bagaimana media sosial mendapatkan pundi-pundi uang dan menjadikannya perusahaan terkaya di sepanjang sejarah kemanusiaan.

Selama ini, banyak yang tidak kita sadari bahwa layanan yang kita gunakan dalam sosial media itu gratis, tapi nyatanya tidak. Semua layanan yang kita gunakan dalam media sosial itu dibayar oleh pengiklan. Untuk apa pengiklan membayar itu kepada media sosial? Agar iklan yang dipasang dapat ditampilkan dalam media sosial.

Bagaimana media sosial mendapatkan uang dari pengiklan tersebut? Apakah dengan menjual data kita kepada pengiklan? Sederhananya, selama kita berselancar di internet dan media sosial, kita pasti akan mencari hal-hal apa saja yang kita sukai. Dari situ, kita pasti akan terpaku dan banyak menghabiskan waktu di depan layar untuk melihat hal-hal yang kita sukai pada media sosial. Dari situlah terbentuk perhatian kita tentang sesuatu yang ada di media sosial, kemudian media sosial menjual perhatian kita kepada pengiklan.

Semakin lama kita berselancar di media sosial, semakin lama kita terpaku pada layar media sosial, semakin banyak pula perhatian kita yang disimpan oleh media sosial. Media sosial tahu apa saja yang kita sukai dan apa saja yang tidak kita sukai. Perhatian kita yang kita sukai itulah yang dijual kepada pengiklan. Perhatian kitalah yang menjadi produk dari media sosial yang dijual kepada pengiklan.

Ada satu kutipan yang saya sukai dari salah satu narasumber dalam film tersebut, "If you're not paying the product, then you the product" (Jika kau tak membayar produknya, berarti kaulah produknya), Tristan Harris, Mantan Pakar Etika Desain Google.

Algoritma Media Sosial yang Menyihir

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun