Menanam 50 pohon Trembesi sebagai investasi oksigen untuk masa depan desa.
Menebar 100 bibit hortikultura dan 100 bibit lele di dalam ember-ember harapan sebagai sumber gizi keluarga.
Mendengar langsung testimoni dari para peserta membuat hati saya bergetar. "Senang sekali, sangat bermanfaat," ujar seorang ibu sambil tersenyum. "Mudah-mudahan nanti bisa diterapkan di rumah, jadi nggak usah beli-beli lagi, tinggal metik." Ucapan itu bukan sekadar pujian, melainkan bukti bahwa harapan yang kami tanam hari itu telah mulai berakar.
Puncak dari pengalaman saya hari itu adalah saat pembagian bioslurry. Saya baru tahu bahwa pupuk organik cair itu adalah hasil dari program Biogas Desa Berdikari yang sudah berjalan di sana. Seketika, saya melihat sebuah lingkaran kebaikan yang utuh. Limbah ternak menjadi biogas, ampasnya menjadi pupuk, dan pupuk itu kini akan menyuburkan sayuran dan ikan yang akan dipanen warga. Sebuah kemandirian sejati.
Pulang dari Desa Tegalwaru saya bukan hanya mendapatkan foto-foto kegiatan, tetapi dengan sebuah pemahaman baru di hati. Hari itu saya menyaksikan bahwa menanam satu bibit di pekarangan bukan sekadar soal pangan, tapi soal menumbuhkan martabat. Melepas satu benih lele di dalam ember bukan sekadar soal gizi, tapi soal merawat kehidupan.
#AksiSobatBumi1
#BeasiswaSobatBumi
#KompetisiArtikelSOBI
#BumiKuAsriPanganBerdikari
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI