Mohon tunggu...
Naufal MiftahulIman
Naufal MiftahulIman Mohon Tunggu... Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Saya Naufal Miftahul Iman, mahasiswa Ilmu Komunikasi di UNIKOM sekaligus bekerja di industri tour and travel lewat Ngetour Organizer. Sejak kecil, saya gemar berpetualang karena bagi saya, traveling bukan hanya soal jalan-jalan, tapi juga pengalaman, budaya, dan cerita. Dengan latar belakang komunikasi, saya memahami strategi pemasaran dan branding yang mendukung bisnis saya. Selain itu, saya juga suka fotografi dan videografi untuk mengabadikan setiap perjalanan. Bagi saya, hidup adalah tentang mengeksplorasi, belajar, dan menikmati setiap momen

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Senyum di Antara Reruntuhan

12 Oktober 2025   17:36 Diperbarui: 12 Oktober 2025   17:36 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di tengah batu yang retak dan langit yang lusuh,
aku temukan nayanika-mu  mata yang meneduhkan luka.
Kala dunia terbenam dalam timira,
kau masih menyalakan renjana di antara debu dan doa.

Angin pawana membawa kabar tentang runtuhnya hari,
namun genggamanmu tetap hangat,
seolah waktu berhenti di antara jemari kita.
Kau tersenyum  dan segalanya kembali bernapas.

Cinta, barangkali bukan tentang utuh,
melainkan tentang sisa yang tetap memilih ada.
Dan bila segalanya benar-benar binasa,
biarlah hanya senyummu yang tersisa
menjadi kidung terakhir bagi dunia yang nestapa.

Puisi "Senyum di Antara Reruntuhan" menggambarkan cinta dan kasih keluarga yang tetap bertahan di tengah kehancuran dan cobaan hidup. Reruntuhan menjadi simbol luka dan kehilangan, sementara senyum mewakili harapan serta ketulusan yang menenangkan. Lewat bahasa puitis, puisi ini menegaskan bahwa keluarga adalah tempat pulang yang tak pernah runtuh --- sumber kekuatan yang membuat seseorang tetap mampu bertahan dan memulai kembali.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun