Mohon tunggu...
Natri Sutanti
Natri Sutanti Mohon Tunggu... Pengajar

Hobi saya membaca, jalan-jalan dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Gaya Mengajar ASN Millennial Perlu Menjawab Tuntutan Zaman Digital

15 September 2022   06:00 Diperbarui: 16 September 2022   04:29 924
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti banyak dimuat dalam berbagai berita dan sekaligus sosialisasi baik di media cetak atau online, adanya kurikulum ini telah membawa transformasi pembelajaran kuliah yang konvensional menjadi lebih adaptif dengan perubahan. Belajar yang tidak terbatas pada apa yang didapatkan di kelas saja, namun dapat diimbangi dengan pengalaman riil di dunia kerja melalui magang memang menjadi ciri khas dari kurikulum ini. 

Student-centred learning, di mana proses belajar berfokus pada siswa untuk membangun pengalaman langsung dalam belajar.

Beberapa hal yang menurut saya strategis untuk dikembangkan adalah pembentukan karakter pelajar mandiri dan bersahaja. Mengapa demikian? Fenomena yang saya amati di dunia kampus menunjukkan bahwa kecenderungan mahasiswa menjaga jarak dengan bidang keahlian yang dia tekuni. 

Artinya sebagian dari mereka teramati kurang merasa terlibat dan memiliki ilmu yang mereka pelajari. Beberapa dari mereka ada yang cenderung mengerjakan tugas dan belajar bukan untuk memenuhi kebutuhan rasa ingin tahu mereka tapi sekadar untuk menggugurkan tugas atau mendapatkan nilai untuk lulus. Hal ini biasanya berlaku pada mereka yang belum memiliki arah dan tujuan dari studi yang ditekuni.

Lebih lanjut, pola diskusi ilmiah pada beberapa diskusi di kelas yang pernah saya ikuti terlihat kurang luwes. Kenyamanan untuk bertanya masih belum terbangun dengan baik. Bahkan tidak jarang perdebatan ilmiah bisa beralih ke ranah permasalahan secara personal yang tidak jarang membuat salah satu atau kedua belah pihak justru akhirnya tidak lagi mau terlibat dalam diskusi. 

Atau, hal lain yang muncul adalah kecenderungan untuk menyimpan pertanyaan karena ada tendensi malu atau di-judge oleh orang lain. 

Dinamika psikologis dalam pembelajaran menjadi penting untuk diperhatikan sekaligus untuk mengarahkan pola perkuliahan yang lebih suportif dan interaktif.

Sejak beberapa bulan lalu, saya mulai mengenal dan mencoba memahami konsep SMART ASN dan sekaligus manajemen ASN melalui latihan dasar yang saya ikuti. 

Dari sana, saya mulai berpikir bahwa mengemban peran sebagai seorang pengajar di era digital saat ini adaptasi dan terobosan baru dalam pendekatan perkuliahan nampaknya menjadi hal yang sangat penting. 

Kurikulum MBKM yang sudah diimplementasikan secara langsung memberikan dorongan pada transformasi berpikir tentang pembelajaran yang lebih luas dan bebas akses. 

Sebagai ASN Kemendikbud Ristek, saya pikir momen ini menjadi sangat penting untuk mengimplementasikan kerangka kurikulum literasi digital yang meliputi digital skill, digital culture, digital ethics dan digital safety dalam ranah pengajaran. Meskipun saya yakin sejak dulu hal ini sudah mulai menjadi perhatian, sekarang implementasinya perlu diperkuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun