Srimulat: Ketika Komedi Menjadi Sejarah di Layar Kaca

Pernahkah kalian bertanya-tanya, dari mana candaan lucu seperti humor slapstick dan celetukan patah yang sering digunakan itu muncul pertama kali? Siapa yang pertama kali menciptakan gaya humor yang bisa membuat penonton terpingkal hanya dengan satu gerakan kecil atau sepatah kata singkat? Candaan-candaan yang kalian ketahui tersebut lahir dari sebuah grup lawak legendaris bernama Srimulat.

Srimulat mulai memasuki dunia komedi Indonesia di era 50-an. Pada saat itu, Srimulat kerap kali melakukan penampilan teater komedi dengan berkeliling dari satu tempat ke tempat lainnya, bahkan kota satu ke kota lainnya. Pada tahun 1980-an, grup ini pun mulai mendapat ketenaran yang lebih besar berkat munculnya televisi swasta. Gaya candaan Srimulat masih kerap kali terdengar sehari-hari di dalam candaan tongkrongan maupun orang-orang di acara hiburan televisi hingga saat ini. 

Grup Srimulat memiliki anggota yang cukup banyak. Banyaknya anggota ini juga dipengaruhi oleh pergantian formasi yang sering terjadi di dalam grup.  Beberapa nama anggota Srimulat yang hingga kini masih dikenal dan suka tampil di dunia hiburan di antaranya ada Nunung, Tarzan, Kadir, dan Tessy.  

Peran besar grup Srimulat dalam dunia komedi Indonesia pun akhirnya diabadikan kembali melalui film Berjudul "Srimulat:Hil yang Mustahal - Babak Pertama" dan dilanjutkan "Srimulat: Hidup Memang Komedi" yang tayang di tahun 2022 dan 2023. Film ini menceritakan perjalanan grup Srimulat dari kota Solo ke Ibukota Jakarta, mulai dari kesulitan dan tantangan yang dihadapi untuk bisa tampil di salah satu stasiun televisi dan mendapatkan nama yang lebih besar di dunia hiburan. Tentu saja dibalut dengan berbagai macam emosi dari alur cerita, seperti konflik antar anggota Srimulat saat sedang berjuang untuk bisa masuk ke dunia hiburan televisi.

Tidak hanya adegan-adegan lucu yang ditampilkan dalam filmnya, musik-musik juga dimainkan untuk mengiringi penampilan Srimulat. Musik yang didominasi oleh alat gamelan juga menjadi ciri khas Srimulat saat dulu masih berkeliling untuk melakukan pementasan teater komedi. Bahkan dulunya, salah satu member Srimulat yakni Gepeng juga berawal dari pemain gendang untuk grup Srimulat. Kisah ini juga menjadi salah satu hal yang disorot dalam film Srimulat: Hil yang Mustahal dan Srimulat: Hidup Memang Komedi.

Kedua film Srimulat ini sempat mendapat perhatian publik berkat totalitas para aktor dalam memerankan tokoh-tokoh legendaris di grup Srimulat. Dari segi gaya kebiasaan, cara berbicara, hingga penampilan para aktor dalam memerankan tokoh-tokoh Srimulat bisa dikatakan sangat totalitas. Diperankan oleh banyak aktor dan aktris muda berbakat. Naimma Aljufri sebagai Ana, Zulfa Maharani sebagai Nunung, Erick Estrada sebagai Tessy, Morgan Oey sebagai Paul, Dimas Anggara sebagai Timbul, Ibnu Jamil sebagai Tarzan, Erika Carlina sebagai Djudjuk, Teuku Rifnu Wikana sebagai Asmuni, Elang Gibran sebagai Basuki, dan Juan Bio One sebagai Gepeng. Film ini juga mengajak aktor asli dari Srimulat seperti Tessy, Tarzan, serta Nunung, untuk ikut mengambil peran pendukung di dalam film.

Film ini dapat menjadi bukti bahwa dalam dunia perfilman Indonesia, khususnya di aliran komedi, terdapat nama-nama yang turut ikut andil dalam membesarkan panggung komedi Indonesia, salah satunya grup lawak Srimulat. Dengan perjuangan para anggota untuk bisa membesarkan panggung komedi, dimulai dari satu tempat ke tempat lainnya, hingga kini bisa lahir banyak film komedi besar, termasuk film Srimulat: Hil yang Mustahal dan Srimulat: Hidup Memang Komedi.

Bagi kalian yang ingin mencari hiburan yang bisa memberikan gelak tawa sekaligus nostalgia, kedua film Srimulat: Hil yang Mustahal dan Srimulat: Hidup Memang Komedi bisa menjadi  pilihan terbaik. Cerita yang diisi candaan-candaan khas Srimulat dapat mengundang tawa dan melepas penat. Film ini juga bisa membangkitkan rasa nostalgia, terutama bagi orang-orang yang sudah menonton atau mengikuti Srimulat di masa kejayaannya, karena latar tempat dan cerita yang diambil pada tahun 1980-an. Meskipun berlatar belakang masa lalu dan mengangkat cerita dari grup lawak legendaris Srimulat, cerita yang disajikan tetap terasa baru dan tidak membosankan sehingga seru untuk dinikmati.