Mohon tunggu...
Natania Valentine
Natania Valentine Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang mahasiswi

Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Yang Kehilangan

3 Oktober 2020   07:06 Diperbarui: 3 Oktober 2020   07:28 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dok. pribadi

“Permisi, ada orang di rumah?” teriak seseorang, membangunkan tidurku.

“Iya sebentar”, jawab Pakdhe.

Aku enggan bangun dari tidurku, karena aku tahu dan hafal betul itu adalah suara Ian. Aku enggan bertemu dengannya. Takut dengan hati yang tidak berhati. Lebih baik aku bangkit dari jatuhnya hati. Suara khas motor vespa tua meninggalkan rumahku. Aku beranjak dari ranjangku dan bergegas menemui Pakdhe.

“Pakdhe, siapa yang bertamu?” tanyaku.

“Pagi mbak, mas Ian, mbak, mengantarkan ini, tadinya ingin bertemu dengan mbak Ina, tetapi mbak Ina belum bangun, Pakdhe tidak berani membangunkan mbak Ina hehe”, jawab Pakdhe sambil memberikan benda berbungkus.

“Makasih ya Pakdhe”, jawabku sambil menerima benda berbungkus ini.

Aku membawanya ke kamarku. Berdebar hati ini, dihantui rasa penasaran. Mulai ku buka sedikit demi sedikit. Sunyi dan sepi membuat suasana tegang. Terlihat surat cantik berwarna coklat susu. Berisikan kegembiraan hati lain. Hati yang telah berhenti mengarungi samudra. Sedangkan hati ini menjadi samudra air mata. Sudah menjadi konsekuensi hati yang jatuh. Jatuh tersungkur hati ini, berselimut angin. Kedinginan dan kelak akan mati, mungkin sebentar lagi.

18 Agustus 2018

Mentari bersikekuh, tak ingin meninggalkan tempatnya, berpura-pura berdiri tegar. Khawatir mencari sang lembayung senja yang hilang hari ini. Hingga akhirnya mentari tidak sanggup lagi, ia meluapkan segala kesedihannya. Semestapun ikut bersedih. Tetapi mentari yakin bahwa lembayung senja telah bahagia di sana. Lembayung senja telah menemukan tempat yang lebih nyaman untuk memancarkan keindahannya. Jika suatu saat nanti, lembayung senja ingin kembali, kembalilah, karena mentari adalah rumahmu. Dan mentari mulai merelakan hilangnya sang lembayung senja.

Selamat menempuh hidup baru lembayung senja yang bahagia.

Salam sayang,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun