Mohon tunggu...
Narwan Eska
Narwan Eska Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemahat Rupadhatu

Berkelana di belantara sastra, berliterasi tiada henti

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Pak RW dan Warung Nasi Goreng

6 September 2019   07:42 Diperbarui: 7 September 2019   05:36 747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Tidak terlihat, Di. Kelihatannya tidak di rumah kok. Mungkin tidak pulang. Istrinya bilang baru tugas di luar kota.”

Kardi hanya manggut-manggut mendengarnya sambil mengembangkan senyum sinisnya. Segera ia berangkat kerja. Kardi yang disegani pemuda di kampungnya itu bekerja di sebuah hotel yang cukup terkenal di kota. Sejak lulus sekolah perhotelan, kini dia menduduki jabatan penting di tempat kerjanya. Meskipun begitu, dia tidak pernah sombong. Dia tetap bersahaja.

***

Sampai di tempat kerja langsung Kardi menuju tempat parkir di dalam komplek hotel. Segera ia memarkir motornya, dan lansung menuju lobi hotel untuk absen. Tiba-tiba mata Kardi melihat sebuah mobil yang tidak asing lagi baginya. Mobil itu bukan pelanggan hotel, bukan pula milik tamu dari luar kota meskipun berplat nomor kota lain, tapi mobil itu tiap hari dia lihat di kampungnya.

Benar-benar Kardi penasaran pada pemilik mobil itu. Kardi merasa ada sesuatu yang aneh, benar-benar ganjil dan tak disangka-sangkanya mobil itu parkir di tempatnya bekerja.

Segera Kardi menemui resepsionis hotel dan melihat buku tamu. Jari telunjuknya mengurutkan nama-nama di buku tamu. Aneh, nama pemilik mobil yang ia kenal betul itu tidak tertulis di situ.

“Mbak, pemilik van hijau itu di kamar berapa?” tanya Kardi kepada resepsionis.
“Oh, itu di kamar lima belas, Pak. Ada apa Pak?”
“Tolong hubungi dia. Suruh dia menemui saya di ruang saya.”
“Baik, Pak!”

Kardi sengaja duduk membelakangi pintu ruang kerjanya. Dia pura-pura asyik memencet-mencet keyboard komputernya, ketika pintu diketuk dari luar.

“Masuk!”
“Ini Pak, tamu yang di kamar lima belas,” kata resepsionis.
“Ya, terimakasih. Tunggu sebentar, silakan duduk dulu!”

Demikian jawaban Kardi dengan sengaja masih membelakangi tamunya. Kardi pun tahu yang masuk adalah seorang laki-laki diantar sang resepsionis. setelah keduanya duduk, Kardi pun bertanya.

“Kapan Bapak datang?”
“Kemarin sore, Pak?”
“Dengan istri Bapak?”
“Betul, Pak!”
“Pantas saja tidak terlihat di rumah sejak kemarin sore. Istri Bapak memang mengatakan Bapak sedang dinas luar. Sehingga semalam Bapak tidak terlihat di warung nasi goreng, juga gadis itu,” kata Kardi sembari mematikan komputernya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun