Mohon tunggu...
Marhaen Jalanan
Marhaen Jalanan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Pegiat literasi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Renungan Pancasila sebagai Ideologi Berbangsa dan Bernegara

28 Mei 2019   23:16 Diperbarui: 28 Mei 2019   23:51 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Indonesia yang Ku kenal adalah Indonesia yang memiliki Ideologi Pancasila dan UUD 1945. Indonesia yang Ku tahu adalah Indonesia yang mempunyai beribu pulau dari Sabang Sampai Merauke. Indonesia yang Ku lihat adalah Indonesia yang bervariasi atas keanekaragaman, suku, Ras dan Agama. Indonesia yang Ku rasakan adalah Indonesia yang damai dan sejahtera dan menjujung tinggi toleransi atas kemajemukan. Indonesia yang Ku dengar adalah Indonesia yang berjiwa persatuan atas rasa senasip dan sepenanggungan.

Inilah filosofi Negara ku Indonesia yang Ku kenal, Ku tau, Ku lihat, Ku rasakan, dan Ku dengar. Karena sejatinya Indonesia Ku adalah Negara yang besar dan kuat karena di dalamnya tersirat makna persatuan, dimana persatuanya di rumuskan dalam bingkai Kebhinekaan. 

Namun kini cerita tentang Negara Ku Indonesia, yang Ku ekspresikan tinggal jargon belaka, kerap kali dianggap sebagai prosedural saja atas makna falsafah Pancasila yang sesunggunya tentang Indonesia, mau di katakan hanya jejak yang sebentar lagi akan hilang begitu saja. Karena semuanya telah berubah, terkontaminasi dengan polemik yang merisaukan.

Indonesia yang Ku kenal tentang ideologi Pancasila kini berlahan-lahan mulai tidak di akui, karena di anggap merugikan pihak kelompok/individu tertentu, maka mulailah menciptakan presepsi baru untuk mengubah Ideologi Negara dengan konsep Agamais, HTI membuming sebagai tameng memerang melawan Ideologi Pancasila dasar Negara Indonesia.

Indonesia yang Ku tahu memiliki beribu pulau kini mulai mencari celah untuk memecahkan diri dari Indonesia, segoyanya memerdekakan dalam bentuk perlawanaan terhadap negaranya sendiri, isue Papua merdeka membuktikan bahwa ada indikasi untuk perpecahan.

Indonesia yang Ku lihat tentang keanekaragaman kini mulai memudar, pandangan etnosentrisme, sukuisme, egoisme dan rasisme menebar di dalam Negara Indonesia, juga Radikalisme mulai mengerogoti terhadap tatanaan persatuan, dimana hal ini mau dikatakan sistem yang tidak bisa dipisakan dari Negara, karena Pahamnya sudah bersarang dalam Negara. Ekstrim terjadi perang antar suku, sikap fanatisme yang berlebihan sehingga mengangap Agama lain kafir, dan penilaian dalam memilih pemimpin harus seiman.

Indonesia yang Ku rasakan tetang arti damai kini berbelok arah dijadikan ajang untuk memfitnah, mencaci maki dan politik adu domba dengan menggunakan Agama sebagai pelurunya, sehingga demikian timbulah rasa benci terhadap Agama lain, dan timbulah kata diskriminasi antar mayoritas dan minorias. Serta yang ada hanya kacau tidak tentram di miliki Negara.

Indonesia yang Ku dengar tentang makna persatuan kini menjelma sebagai permusuhan, ajang untuk berperang, sehingga Negara di vonis sebagai Negara yang krisis akan sepakat musawarah/mufakat (gotong royong) dan senasip sepenanggungan. Hal ini menunjukan adanya keinginaan untuk memecah belah, maka sikap kegaduan, keangkuahan, dan keegoisan mulai bangkit. 

Cerita tentang Negara Ku, Negara yang penuh dengan problematika, penuh dengan kegaduan, kesombongan yang kerap kali nilai moralitas luntur, seoalah-olah ini dapat di terjemahkan sebagai nilai dari substansial negara Indonesia.

Pertanyaan Ku Tentang Indonesia Saat Ini?

1. Apaka Indonesia di tahun yang akan datang mengalami kemajuan, ataukah Indonesia akan mengalami kehancuran?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun