Mohon tunggu...
Narda M Sinambela
Narda M Sinambela Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mass and Digital Communications UAJY

Hanya seorang Introvert yang bercita Jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Pentingnya Peran Media Online pada Isu Kesehatan Mental

8 Oktober 2019   10:40 Diperbarui: 15 Oktober 2019   14:36 1011
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mental Health (theodysseyonline.com)

Masalah kesehatan mental juga tak jarang berakhir dengan mengakhiri hidup, terutama dengan bunuh diri. Berdasarkan rata-rata statistik dari Pusat Penyuluhan Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia (2018), dalam sehari setidaknya ada dua hingga tiga orang melakukan bunuh diri di Indonesia. 

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat setidaknya ada 812 kasus bunuh diri di Indonesia pada tahun 2015. Sedangkan menurut World Population Review dalam Tempo (2019), Indonesia berada di urutan 151 dari 176 negara di dunia.

Meski angka bunuh diri di Indonesia rendah, namun, pada 2018 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan kasus bunuh diri di Indonesia mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2017 yang menempatkan Indonesia berada di urutan 172 dari 183 negara dengan rata-rata 3 kasus per 100 ribu jiwa.

Badara (2012) mengatakan media menyusun realitas dari berbagai peristiwa yang terjadi hingga menjadi cerita atau wacana yang bermakna. Dengan demikian, seluruh isi media merupakan realitas yang telah dikonstruksikan dalam bentuk yang bermakna.

Cara media memberitakan bunuh diri dapat berpengaruh negatif bagi pembacanya, seperti pemberitaan pers terkait modus, sering kali terlalu detail dan bisa menimbulkan copycat suicide, atau peniruan atas aksi tersebut, atau menyebabkan pengaruh positif dengan mencegah kejadian bunuh diri.

Kecenderungan pemberitaan media seperti itu menunjukkan tidak pahamnya jurnalis atas prinsip kerja jurnalis terkait bunuh diri.

Dilansir dari laman intothelight.org (tidak ada tanggal), lebih dari 50 studi di seluruh dunia telah membuktikan bahwa pemberitaan bunuh diri dengan pembingkaian tertentu dapat meningkatkan keinginan seseorang untuk bunuh diri dari individu yang berisiko.

Tingkat kenaikan seringkali terkait dengan jumlah, durasi, atau seberapa heboh pemberitaannya. Hal itu diperparah saat media tersebut menggambarkan bunuh diri dengan menyisipkan konten, metode-metode, dan hal eksplisit mengenai kejadian tersebut.

Pada 10 April 2017 terdapat berita yang dimuat di jpnn.com dengan judul Skripsi Tak Kunjung Selesai, Mahasiswa Gantung Diri. 

jpnn.com
jpnn.com
Regional.kompas.com pada 31 Mei 2019 memuat berita dengan judul Sering Buat Onar, Pria Gangguan Jiwa Dibunuh Keponakan. 

kompas.com
kompas.com
Tidak hanya itu saja Tribunnews.com pada 18 Maret 2017 ikut memberitakan dengan judul Sebelum Bunuh Diri Live di Facebook, Indra Sempat Komentari Status Istrinya Pamer Rambut Baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun