Mohon tunggu...
Radian A
Radian A Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Belajar jadi manusia

Karena "bio harus diisi" maka ingin ku ceritakan tentangku kepadamu, namun nanti ... saat kita bersua di dalam kedai, bertemankan bergelas-gelas kopi. Akan ku isi bio-ku di hatimu, tanpa terkecuali, jujur dan apa-adanya. :p

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Gadis Semalam

7 Maret 2020   13:56 Diperbarui: 7 Maret 2020   15:00 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadis Semalam (source pic : pixabay.com)

Gadis semalam berwajah muram,
Menari di tempat hiburan malam,
Melempar senyum dalam diam,
Membuat hatiku remuk redam.

Berjalan gontai datang sang gadis,
"Hai," sapanya lembut terdengar manis,
Mengingatkan aku pada seorang aktris,
Malam itu sepertinya aku telah atheis.

Sebab Tuhan tertinggal di pintu belakang,
Dibalik bingar-bingar perempuan bergoyang,
Di dalam dekapan bidadari berambut pirang,
Anganku ke surga terbang melayang.

Malam jatuh terperosok semakin dalam,
membuat kami semakin tenggelam,
Melepas penat dunia yang berkelam,
Mencari kesenangan cinta satu malam.

"Hirup mah peurih," celetuk sang gadis,
Orang sukanya menghakimi sok agamis,
Mulut mencibir ngomongnya sinis,
"Ah, andaikan hidup tak terlalu sadis."

Di sudut gelap air matanya berlinang,
Menatap hidup jiwanya yang malang,
Mencari bahagia dengan bersenang-senang,
Rapuh hatinya ingin berkalang.

Dosa siapa dia jatuh begitu kelam?
Orang-orang yang hanya bisa berkalam?
Tanpa mau menyapanya dengan salam,
Apalagi mendoakan hatinya agar menjadi nilam.

"Ya, hidup memang sadis,
Orang lebih suka menghakimi dengan bengis,
Maka tak perlulah kau menangis,
Nyalakan lilin asa hatimu terus jangan habis."

Malam pun berlalu hari telah siang,
"Hai, Sayang." sapaku dengan riang setengah telanjang,
"Kamu siapa?" tanyanya gamang mencari kutang,
Dan Tuhan pun hadir mengacungkan parang.

Kra, 07032k20
Radian | Kompasianer Brebes KBC-20

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun