Ia mengkritik keterlambatan dalam pengadaan serta mencurigai adanya intervensi yang menyebabkan proyek-proyek kilang tidak berjalan dengan efisien.
Mafia di Balik Pengadaan Bahan Bakar
Ahok juga menyoroti adanya dugaan permainan dalam pengadaan bahan bakar, termasuk campur tangan tokoh-tokoh berpengaruh. Salah satu contoh yang ia sebutkan adalah pemecatan seorang direktur yang tidak mau menandatangani pengadaan.
"Ada direktur yang dipecat karena nggak mau teken pengadaan. Ini pasti ada sesuatu di belakangnya," ungkap Ahok.
Selain itu, ia juga mempertanyakan mengapa harga minyak mentah Indonesia tidak diumumkan secara transparan untuk menarik minat penjual. Menurutnya, hal ini berpotensi membuka ruang bagi praktik-praktik korupsi.
Regulasi dan Tantangan Politik
Ahok menyoroti pentingnya sistem katalog di LKPP untuk mengatasi pengadaan yang lambat dan tidak efisien. Namun, ia menegaskan bahwa perbaikan sistem ini tidak akan berjalan tanpa komitmen politik yang kuat.
"Kalau pemerintah serius, gampang beresin ini. Tapi kalau masih ada yang mau main, ya nggak akan kelar-kelar," tegasnya.
Terlepas dari segala tantangan yang ia hadapi selama menjabat sebagai komisaris, Ahok menyatakan bahwa ia tidak menyesali tindakannya dan tetap berkomitmen pada kejujuran serta integritas.