Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Kabar Menjadi Suatu Pengikat Hati

17 Mei 2022   13:02 Diperbarui: 17 Mei 2022   13:08 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Pexels.com/Andrea Piacquadio

Kabar bisa saja disampaikan melalui WhatsApp, Telegram, Line ataupun akun sosial media, bisa juga melalui media resmi. Dengan begitu setiap anggotanya bisa mendapatkan informasi terkini tentang komunitas, organisasi maupun kondisi negerinya. 

Misalkan, adanya kabar tentang ketidak-adilan yang sempat terjadi di negeri ini yang viral dari sebuah akun sosial media, dimana seorang korban begal di NTB yang sebenarnya membela diri, malah ditahan dan dijadikan tersangka oleh kepolisian setempat. Yang kemudian naik menjadi sebuah berita yang ditayangkan dalam media resmi.

Kabar ini menimbulkan reaksi yang cukup emosional dari para penerima kabar, termasuk para ahli kriminologi.

Dengan timbulnya rasa emosional ini, ada semacam keterikatan yang tercipta antar penerima kabar terhadap korban begal yang malah dijadikan tersangka. Banyak diantara kita menuntut keadilan melalui komentar-komentar disejumlah akun sosial media, hingga akhirnya kasus tersebut diakhiri dengan damai.

Kebutuhan untuk mendapatkan kabar dalam suatu komunitas, organisasi ataupun dalam negeri tidak terjadi di abad modern saja. 

Pada masa prasejarah, nenek moyang kita ternyata sudah membutuhkan kabar, maka itu mereka membuat asap, terompet, gendang, dan sebagainya sebagai alat penanda bahaya.

Kabar yang disampaikan melalui media sebagai bentuk solidaritas mereka dengan kelompoknya.

Kemudian, sekitar tahun 500 SM, bangsa Sumeria dan Mesir menciptakan simbol-simbol yang bisa diinterpretasikan, sebagai bentuk komunikasi, sekaligus penyampaian kabar, yang penulisannya masih dipahat atas batu atau logam.

Dalam bernegara, kabar pun dibutuhkan, oleh karena itu tahun 131 SM, terciptalah Acta Diurna dalam masa Kerajaan Romawi Kuno.

Acta Diurna ini merupakan surat kabar pertama yang dipahat diatas batu atau logam, kontennya berisi informasi pada warganya tentang kejadian politik, sosial, kemenangan militer, pertarungan gladiator, kelahiran kematian warga, dan pesan sosial yang terjadi di kota Roma Kuno. 

Dengan begitu para warga Roma Kuno yang mengetahui informasi tentang negerinya, dan tercipta semacam ikatan bahwa mereka adalah bagian dari Kerajaan Romawi Kuno.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun