Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Kabar Menjadi Suatu Pengikat Hati

17 Mei 2022   13:02 Diperbarui: 17 Mei 2022   13:08 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Pexels.com/Andrea Piacquadio

Strategi perang gerilya pun disusun dengan rapi, berikut dengan memanfaatkan keberadaan para wartawan asing dan anggota komisi PBB untuk Indonesia (UNCI) yang berlokasi di Yogyakarta, saat itu.

Ketika serangan terhadap tentara Kolonial Belanda dilancarkan pada 1 Maret 1949, dan Yogyakarta diduduki oleh TNI dan perwira sipil selama 6 jam dari pukul 06.00 WIB, kabar berita bahwa Indonesia masihlah eksis tersebar ke seluruh penjuru negeri melalui radio.

Sejumlah negara yang tergabung dalam PBB pun mendesak Belanda untuk menarik mundur pasukannya dan mengakui kedaulatan Indonesia atas kemerdekaannya, hingga akhirnya Kerajaan Belanda bersedia menggelar perundingan Konferensi Meja Bundar.

Dukungan yang diberikan oleh negara-negara yang tergabung dalam Dewan Keamanan PBB lahir dari kabar. Sang kabar mampu menarik simpati dan empati belahan negeri lain terhadap eksistensi bangsa kita.

Teknologi pun semakin canggih, kini ada sosial media yang mampu memberikan kabar secepat roket dari berbagai belahan dunia, dan mampu menciptakan beragam emosi yang saling mengikat.

Contohnya, kabar berita tentang Anderson Paak yang memakai kostum mirip Pak Tarno.

Netizen Indonesia, termasuk netizen dari belahan dunia lain turut senang dan bangga melihat persamaan antar publik figur, apalagi ada tanggapan langsung dari rapper tersebut, termasuk Pak Tarno-nya sendiri.

Para netizen saling berkomentar di akun-akun sosial media yang memuat berita tersebut, tanpa saling kenal, tapi terasa ada ikatan yang mendorong mereka untuk saling mengobrol, atau minimal memberikan respon like. 

Tidak hanya untuk kesenangan semata, kabar berita perang Rusia-Ukraina pun turut mengaduk emosi para netizen, hingga memunculkan pro dan kontra. 

Yang pro Rusia saling bergabung, berikut dengan yang kontra. Saling merasa terikat satu sama lain setelah mendapatkan kabar yang mengejutkan, hingga ada aksi mendukung dan memboikot Rusia.

Tidak heran dengan kabar berita yang kita baca ataupun dengar dari sosial media, mampu menciptakan cancel culture ataupun solidaritas, karena kabar mampu mengikat hati kita, tanpa peduli SARA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun