Mohon tunggu...
Najwa Filzah Faiza
Najwa Filzah Faiza Mohon Tunggu... Mahasiswa rantau di Kota Pahlawan

Suka nulis, travelling, baca novel fiksi, juga tidak ketinggalan scrolling medsos

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mudik, Ajang Silaturahmi yang Memperluas Rezeki

27 Maret 2025   22:12 Diperbarui: 28 Maret 2025   07:46 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir-akhir ini, media sosial mulai dipenuhi dengan video-video perjalanan mudik ke kampung halaman. Ada yang mudik ke luar negeri, luar pulau, luar provinsi, luar kota, bahkan luar RT atau RW karena rumah mertua hanya berjarak sepuluh menit dari rumah sendiri. Seberapa pun jaraknya, mudik adalah cerita yang tak akan pernah bosan jika diulang-ulang saking serunya, meski penuh dengan ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan alias penuh dengan kemacetan di mana-mana.

Sudah bukan hal yang aneh lagi apabila mudik menyebabkan kemacetan. Meskipun macet di mana-mana, para pemudik ini tetap nggak kapok mudik setiap tahunnya. Gimana mau kapok? Hanya mudik lah yang bisa mengobati kerinduan para perantau akan kampung halaman dan sanak saudara. Vibes mudik semakin terasa jika lagu "Taragak Pulang" ciptaan Adim MF sudah ramai bersliweran di media sosial, bahkan diklaim menjadi "lagu mudik nasional" yang sering diputar di kendaraan pribadi atau transportasi umum. Lagu dengan bahasa Minang ini selalu menjadi perhatian utama saat musim mudik. Liriknya sangat mewakilkan para perantau yang selalu merindukan kampung halamannya.

Alah batahun rantau manjadi labuhan hiduik
Sudah bertahun rantau menjadi pelabuhan hidup
Tabayang kampuang tampek bamain maso dulunyo
Terbayang kampung tempat bermain masa dulu
Rindu manahun manyeso diri, siang jo malam samakin laruik
Rindu bertahun menyiksa diri, siang dan malam semakin larut
Mandayo badan pulang ka kampuang nan denai cinto
Mendayu badan pulang ke kampung nan ku cinta
Mandayo badan pulang ka kampuang nan denai cinto
Mendayu badan pulang ke kampung nan ku cinta

Sungguh lagu yang benar-benar bisa membuat para perantau menitikkan air mata. Liriknya sederhana, namun sedalam Palung Mariana.

Rahasia Cinta

Tahukah, Kawan? Bagaimana rasanya ketika mendengarkan lagu-lagu dengan vibes lebaran dan mudik ke kampung halaman? Rasanya seakan-akan kampung halaman memanggil-manggil dan melambaikan tangan ke kita, mengajak dan membujuk rayu para perantau untuk segera pulang. Sejauh apapun kita berjalan, berlari, dan berdikari di kota atau negeri orang, tempat kita dilahirkan memang tak akan pernah terlupakan. Selalu ada ruang untuk kampung halaman yang penuh dengan cerita dan pengalaman mengesankan. Apa sih yang membuat perantau selalu merindukan kampung halaman? Sini-sini, saatnya membongkar rahasia negara.

Rahasianya terletak di suasana dan kebersamaan bersama sanak saudara yang tidak bisa ditemukan di mana saja, meskipun sudah menjelajah ke seluruh dunia. Percayalah, rasanya tetap berbeda. Meski sudah berkelana ke banyak negara, pulau, provinsi, dan kota, kampung halaman tetaplah cinta pertama yang tak akan tersingkirkan posisinya. Mudik ke kampung halaman adalah hal yang amat sangat berharga bagi para perantau di mana pun berada.

Keriweuhan yang Bikin Kewalahan 

Ngomongin tentang mudik ke kampung halaman, pasti nggak akan jauh-jauh dari yang namanya riweuh yang nggak ada habisnya. Mulai dari riweuh nyiapin baju lebaran hari pertama, lebaran hari kedua, hingga lebaran hari ke sekian, nyiapin bingkisan hari raya alias oleh-oleh buat sanak saudara yang banyaknya nggak terkira, hingga nyiapin angpau buat bocil-bocil yang sudah siap sedia berbaris rapi menerima "gaji" hari raya. Tak ketinggalan menyiapkan uang receh untuk pengamen dan uang kecil untuk bapak-bapak yang sukarela menyeberangkan kita di jalan. Semua keriweuhan ini benar-benar menguras tenaga dan dompet. Tapi, rasanya akan berbeda dengan hari-hari biasa. Kita akan lebih legowo ketika saling memberi di hari yang fitri.

Oh, jangan lupakan satu hal penting untuk mencegah keriweuhan yang berlebihan. Apakah itu? Perencanaan. Yup, sesederhana rencana. Tanpa rencana yang matang, tradisi mudik ke kampung halaman yang selalu diikuti persiapan-persiapan yang banyaknya bukan main, tentu akan gatot alias gagal total. Sebagai anak yang sudah mengalami jatuh bangun mengikuti orang tua yang setiap tahunnya mudik, pelajaran terpentingnya adalah jangan pernah lupa membuat perencanaan yang detail dan matang. Rencana akan membuat kita semua berjalan sesuai arah. Kalau pun melenceng, pasti tidak akan jauh-jauh dari rencana awal. Bukankah begitu, Kawan?

Mudik dan Segala Persiapannya

Walaupun banyak keriweuhan yang tiba-tiba datang sesaat sebelum melakukan perjalanan mudik, kita-kita para pemudik ini harus tetap fit, sehat, dan semangat '45 saat menghadapi ganasnya jalanan di musim mudik lebaran. Kesehatan badan haruslah menjadi perhatian. Jangan sampai gara-gara terlalu capek menyiapkan bingkisan untuk sanak saudara, kita jadi kurang tidur dan kurang istirahat. Karena apa? Ayahab alias bahaya ya guys yaa. Semua orang di kampung halaman pasti mengharapkan kehadiran kita dalam keadaan selamat sampai tujuan. Nah, untuk berjaga-jaga, jangan lupa membawa obat-obatan untuk seluruh anggota keluarga ketika mudik ya. Kita berharap semuanya fit dan sehat, ini hanya untuk berjaga-jaga. Tak ada salahnya kan?

Persiapan sebelum mudik haruslah prima. Mulai dari memesan tiket jauh-jauh hari bagi yang naik transportasi umum, cek kondisi kendaraan bagi yang mengendarai kendaraan pribadi (ketersediaan bensin,  mesin yang prima, saldo e-toll), hingga persiapan jasmani kita sendiri yang tentunya harus fit sebelum menempuh perjalanan jauh berjam-jam saat mudik. Terdengar sangat ribet, ya? Tapi, justru di situlah letak keseruannya. Tidak setiap hari kita riweuh seperti ini kan? Maka, nikmati saja keribetan yang selalu datang setiap tahunnya ini, hehe! Ini semua adalah perjuangan cinta untuk orang-orang yang kita cintai pula. Bisa ayah, ibu, kakak, adik atau saudara-saudara yang lain. Untuk orang-orang tercinta, apa sih yang enggak?

Hati-Hati di Jalan, Selamat Sampai Tujuan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun