Mohon tunggu...
Naila Yumna Salsabila
Naila Yumna Salsabila Mohon Tunggu... -

Penulis buku KKPK Rahasia Aisyah Seorang gadis kecil pemimpi yang telah memasuki dunia tulis menulis, dan suka sekali mengarungi dunia imajinasi. Menyalin khayalan di kertas gambar, serta menuangkan semua buah pikirannya merupakan salah satu hobi Yumna.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Secarik Surat dari Anak-anak Palestina

30 September 2017   14:06 Diperbarui: 30 September 2017   14:11 4636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku iri denganmu...
Ketika kau terbangun oleh suara merdu Ibumu,
Disuguhi sepiring roti dan susu
Kemudian sebuah bus menjemputmu menuju tempat menimba ilmu.

Sedangkan kami?
Kemana Ibuku? Dimana Ayahku? Dan pagi yang seharusnya penuh canda tawa adik-adikku?

Fajar kami hanya disambut suara rudal dan peluru.
Atau sirine ambulance yang datang menjemput tangis anak-anak mencari ibu.
Bahkan sang surya takut menampakkan diri, tersenyum padaku.

Ah, sungguh aku iri
Kau punya tempat mengadu yang terkadang tak kau syukuri
Yang menyambutmu sepulang bermain
Dan seorang ayah, yang mengantarmu sekolah

Namun, kenapa mereka menyakiti ibuku?
Menembak ayahku?
Kenapa mereka terjunkan rudal untuk mengambil teman-temanku?
Merampas tanahku,
Tempat ibadahku.

Kemanakah keadilan itu?
Kenapa kami tak diberikan hak yang diberikan padamu?

Apakah hanya karena kami anak-anak Palestina?
Atau...
Apakah karena kami menganut agama yang berbeda?

Siangmu dipenuhi canda tawa,
Bermain, bersuka ria,

Sedang kami, adakah kesempatan bagi kami untuk tak menangis barang sebentar saja?

Pemandangan kami hanya jet-jet yang berlalu lalang,
Yang selalu kau dikagumi, ketika pesawat-pesawat itu melintas di langitmu yang penuh awan.

Dan kemanakah langit kami yang biru?
Ketahuilah, mereka telah menyulapnya menjadi kelabu,
Mengusir sang mentari yang selalu ada di buku gambarmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun