Teman, tapi?

Rupamu masih terkenang
kau yang rupawan
seperti sejak dalam penciptaan

Kau yang baik hatinya pada kawan
aku teringatkan
kembali dalam sebuah jabat perkenalan
kau yang santun nan sopan
perangai insan
kau berparas dengan tampan
hatimu
tuturmu
pikirmu

Tetaplah engkau menjadi kawan
tiada lebih dari teman
kularang diri ini berangan
musabab aku lebih tenang
memilikimu tak harus dalam genggam
lebih geram bilamana harus kutemui perbedaan
tiada menjangkaumu lebih tenang
tiada menjamahmu lebih tenang
aku selalu senang mengingat sebuah pesan
bilamana kau hanya teman
aku tak risau akan sapamu yang masih terkesan
hingga sekarang

Untukmu
semoga tetap tampan
seperti sebuah pesan
yang masuk pada awal aku memiliki telepon genggam