Lelaki itu terdiam, tak menjawab.
Semua masih terasa normal, Lily masih fokus dengan ceritanya. Namun tiba-tiba saat mereka melewati gerbang tol, gadis itu baru menyadari jika tak ada lagi suara bising.
Merasa ada yang tak beres, Lily mulai mendongak.
Deg!
Semua berubah, kini dinding bus yang semulanya putih bersih menjadi rusak dan penuh darah. Para penumpang yang sebelumnya biasa kini bermuka rusak bahkan hancur, dan menatap Lily.
Jantung gadis itu berpacu cepat, apa-apaan ini!
Menoleh, Lily menoleh hendak mencari tahu bagaimana keadaan lelaki yang duduk disampingnya, bagaimana pun juga Lily sudah menganggap lelaki itu teman barunya.
Tertegun, kini di sampingnya terlihat seorang lelaki yang tidak memiliki mata, rambutnya terlihat kaku karena darah. Pipinya bolong sebelah entah karena apa, dan... Cukup! Ini sangat seram!
Tubuh Lily sedikit bergetar, pertama kali melihat hal yang menyeramkan. Pikirannya benar-benar kosong, apa yang harus ia lakukan?
Berdoa! Ya, benar. Ia harus berdoa!
Lily mulai melafalkan semua doa maupun surat yang terlintas di benaknya, ia benar-benar takut.