Di era informasi digital saat ini, kemampuan berpikir kritis menjadi keterampilan penting yang harus dimiliki setiap individu. Sayangnya, banyak orang justru mengalami kesulitan dalam menerapkan pola pikir kritis dalam kehidupan sehari-hari.Â
Berpikir kritis tidak hanya tentang mampu membedakan informasi benar dan salah, tetapi juga tentang kemampuan menganalisis, mengevaluasi, serta mengambil keputusan yang logis dan rasional.Â
Lantas, mengapa kemampuan ini masih sulit diterapkan oleh sebagian orang? Dan bagaimana cara terbaik untuk mengembangkannya? Tulisan ini akan membahasnya secara sistematisÂ
Mengapa Orang Sulit Berpikir Kritis?
Ada beberapa faktor utama yang menyebabkan seseorang sulit untuk berpikir kritis. Faktor-faktor ini berasal dari aspek psikologis, sosial, hingga kebiasaan digital yang terbentuk dalam lingkungan modern.
1. Bias Kognitif
Setiap individu memiliki kecenderungan untuk mempertahankan pendapat atau keyakinan yang sudah diyakini sebelumnya, bahkan ketika dihadapkan pada bukti yang bertentangan. Fenomena ini disebut bias konfirmasi (confirmation bias).Â
Menurut penelitian dari Nickerson (1998), bias kognitif ini membuat seseorang cenderung hanya mencari dan mempercayai informasi yang sesuai dengan pandangannya, sehingga menghambat proses berpikir kritis secara objektif.
2. Minimnya Literasi Informasi
Literasi informasi yang rendah menjadi penyebab lain mengapa orang sulit berpikir kritis. Ketika seseorang tidak terbiasa membaca, memahami, dan membandingkan berbagai sumber informasi, mereka cenderung mudah terpengaruh oleh opini tanpa dasar fakta.Â
Riset oleh American Library Association (2020)Â menyebutkan bahwa kemampuan literasi informasi yang baik berkorelasi erat dengan kemampuan berpikir kritis yang lebih tinggi.
3. Pola Pendidikan yang Monoton
Pendidikan yang terlalu menekankan pada hafalan daripada pemecahan masalah juga berperan dalam melemahkan kemampuan berpikir kritis. Studi oleh Facione (2011)Â menunjukkan bahwa sistem pendidikan yang tidak mendorong diskusi, analisis kasus, dan argumentasi logis dapat membuat siswa pasif menerima informasi tanpa dipertanyakan.
4. Pengaruh Media Sosial
Era digital dengan arus informasi yang cepat dan berlimpah sering kali membuat individu tidak memiliki waktu cukup untuk menganalisis informasi secara mendalam. Menurut penelitian Vosoughi et al. (2018), informasi hoaks dan berita sensasional justru lebih cepat tersebar di media sosial daripada fakta, karena informasi semacam itu memancing emosi dan cenderung diterima tanpa proses kritis.