Mohon tunggu...
Ainnafa Idatun
Ainnafa Idatun Mohon Tunggu... Model - Pelajar

Mahasiswa Uin Malang Jurusan Psikologi Angkatan 2017 Semester 5

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengatasi Perilaku Agresif Pelaku Bullying melalui Pendekatan Gestalt Kursi Kosong

6 Desember 2019   20:14 Diperbarui: 6 Desember 2019   20:30 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tindakan atau perilaku bullying ini tentunya akan merugikan banyak pihak, tidak hanya korban bullying, akan tetapi juga bagi pelaku bullying. Haryana yang dikutip Indarini (Online at detiknews.com [accessed 07Januari 2011) mengatakan bahwa:

Bullying dari berbagai penelitian, ternyata berhubungan dengan meningkatnya tingkat depresi, agresi, penurunan nilai akademik, dan tindakan bunuh diri. Bullying juga menurunkan skortest kecerdasan dan kemampuan analisis para siswa.

Para pelaku bullying berpotensi tumbuh sebagai pelaku kriminal, jika dibandingkan dengan anak -- anak yang tidak melakukan bullying. Karena itu, tindakan ini akan merusak generasi penerus Indonesia apabila dibiarkan terus-menerus.

Berdasarkan penjelasan di atas, siswa pelaku bullying memiliki kecenderungan agresifitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang bukan pelaku bullying. Untuk itu fokus utama penulis dalam penulisan artikel ini adalah siswa pelaku bullying yang mengalami peningkatan agresi, yaitu siswa pelaku bullying yang melakukan tindakan agresifnya lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang bukan pelaku bullying.

"Agresif secara psikologis berarti cenderung (ingin) menyerang kepada sesuatu yang dipandang sebagai hal yang mengecewakan, menghalangi atau menghambat" (KBBI: 1995: 12).

Sedangkan agresif menurut Baron, dkk (dalam Supriyo,2008) merupakan " perilaku yang di maksudkan menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun psikis". Berdasarkan penjelasan tersebut agresif bisa diartikan sebagai suatu bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti, menyerang maupun melukai seseorang atau objek lain dengan sengaja baik secara fisik maupun verbal.

Menurut Anantasari (2006), anak-anak yang sering mengalami perilaku yang menyimpang atau perilaku agresifnya biasanya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

Menyakiti/merusak diri sendiri, orang lain. Perilaku agresif termasuk yang dilakukan anak hampir pasti menimbulkan adanya bahaya berupa kesakitan yang dapat dialami oleh dirinya sendiri ataupun oleh orang lain. Tidak diinginkan oleh orang yang menjadi sasarannya.

Perilaku agresif, terutama agresi yang keluar pada umumnya juga memiliki sebuah ciri yaitu tidak diinginkan oleh organisme yang menjadi sasarannya. Seringkali perilaku tersebut melanggar norma social. Perilaku agresif pada umumnya selalu dikaitkan dengan pelanggaran terhadap norma sosial.

Dari berbagai ciri-ciri diatas,guru hendaklah memperhatikan perkembangan anak didiknya. Pemahaman lebih dini rupanya menjadi penting sehingga dapat dilakukan berbagai hal bijaksana yang dapat mengantisipasi perilaku agresif pada anak tersebut.

Perilaku agresif dibedakan menjadi dua jenis, yaitu agresif fisik dan agresif verbal. Agresif fisik meliputi (menyerang secara fisik seperti memukul, menendang, melempar, meninju, melukai, merampas dan perilaku yang bertujuan untuk menyakiti secara fisik) dan verbal meliputi (menyerang dengan kata-kata seperti menghina, memaki, mengumpat, mengolok-olok, menyebar fitnah, mengadu domba, mengancam, main perintah, berteriak-teriak dan berbicara keras pada saat yang tidak semestinya). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun