Nadim, masihkah kau ingat aku
Nadim kau tau, telah kutemukan kapal baru
Bukan kapal megah sepertimu
Bukan pula sampan kecil yang hangat untuk berdua
Kali ini, hanya sebuah perahu dengan kapasitas yang muat untuk sekelompok kecil yang dirangkulnya
Nadim, kali ini meskipun hangat terkadang aku masih terbakar
Karena mungkin aku masih belum menjadi tokoh utama dalam kisahnya
Tapi Nadim, sepertinya kau sudah bertemu hati yang baru kah?
Karena perasaan ini benar benar usai, sejak aku menemukannya
Nadim, mungkin kau lupa kehadiranku
Mungkin bahkan kau tak pernah ingat ada seorang wanita bernama Nadin di muka bumi ini
Tak mengapa, aku sudah terbiasa
Terbiasa ditinggalkan, mungkin juga dilupakan
Tapi Nadim, kau perlu tahu
Untuk yang kali ini, tidak akan aku ucap kata selamat tinggal
Kecuali janji suci terucap dari mulutnya untuk wanita selain aku
Nadim, ini sungguh berat
Mencintai seseorang yang sudah memiliki cintanya sendiri
Lagi lagi, hadirku salah lagi
Namun biarlah,Â
Jika memang salah, biarkan aku menerima pahitnya
Jika memang takdir, semoga akhirnya kita hidup bahagia bersama
Nadim, mungkin nanti takan ada lagi ruang untuk namamu
Semuanya hampir penuh terisi nama, wajah dan suaranya
Aku yang memaksanya masuk, meski dia menolak
Sekali lagi, kuucapkan selamat tinggal, Nadim
Untuk hari ini, esok dan selamanya.