Mohon tunggu...
Nada Taufik
Nada Taufik Mohon Tunggu... Penulis - Writer

Seorang writer, producer film, stand up comedian, fotografer, mentor Ketofastosis, business woman yang bergerak dibidang Bags dan Fashion. Pernah bergerak dibidang tarik suara (singer), Host dan MC.

Selanjutnya

Tutup

Horor

His Spirit Still Alive Part 2

27 Mei 2023   23:30 Diperbarui: 30 Mei 2023   03:35 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            Ternyata Tuhan berkata lain, ketika menjenguk mama ku, mulai lah drama horor didalam rumah mama terjadi, aku cek cok dengan keluarga mama dan mulai tidak masuk akal. Aku yang awalnya hanya diam, lama-lama aku berteriak juga, aku teringat pesan papa di whatsapp waktu itu. “Buktikan kalau kamu benar! Prove it!” kata-kata itu membuatku merekam semua percakapan dengan keluarga mama, aku selalu merekam record suara saat aku mendatangi mereka. Terlebih dengan Billa, yang memang sudah berkali-kali dipesankan oleh kakek nya untuk berhati-hati terhadap mereka. Billa sangat membencinya, tidak ada satu orang pun yang Billa takuti. Billa hanya ingin menjenguk nenek nya yang sudah pikun didalam rumahnya, tapi itu pun jadi perdebatan yang sangat keras. Aku memilih untuk diam dan mundur. Aku berusaha menenangkan Billa, tapi ternyata Billa punya caranya sendiri.

            “Bunda, mau sampai kapan diam? Nenek sendirian, kita harus membelanya!”

            “Bunda harus apa Billa, mereka punya power! Kalau kita ribut apa kamu tidak kasihan sama nenek yang harus mendengarkan kita berteriak-teriak didepannya?”

            “Tapi Bunda harus membela nenek! Nenek harus kita ambil!” kata Billa sambil memakiku, ya aku tau aku lemah, aku bodoh saat itu.

            “Kasihan nenek, Billa. Nenek sudah sakit-sakitan, jangan sampai ribut!”

            “Bunda akan sangat menyesal, nenek sudah tidak lama lagi, bunda tau itu! Bunda stop ketakutan, jangan berharap kakek bisa membelamu, kakek sudah tidak ada, yang ada hanya energi dan spiritnya, itu tidak bisa membelamu apapun! Bunda tau itu!” teriakkan Billa membuat Andri datang kearah kami, lalu dia melerai kami.


            Aku tau aku salah dalam hal ini, seharusnya aku bisa menarik mama ku sendiri tapi itu tidak aku lakukan, aku takut perang ini membuatnya tidak nyaman. Pesan didalam HP papa sudah cukup jelas bahwa aku akan menghadapi peperangan bersama keluarga mama, tapi aku tidak melakukan apapun. Ya aku bodoh! Sangat Bodoh!

6 Bulan Kepergian Papa

            Aku masih mondar mandir ke kamar mandi, aku merasa seperti sebentar lagi aku akan melahirkan. Aku masih sibuk membereskan pakaian, Billa hanya menatap tajam kearahku. Dia tidak membantuku, hanya bermain dengan adiknya yang kecil, anakku yang masih berusia belum genap 2 tahun. Aku menidurkan badanku, membolak balikkan badanku ditempat tidur dan masih terasa sakit, tiba-tiba aku menerima pesan singkat dari HP papa. Ya seperti dugaanku, pasti dia akan mengirimkan support didalam pesan singkatnya. Billa hanya melihat dengan matanya tapi tidak mengambilnya. Mata Billa seperti mengarahkan kebencian pada diriku, dia memandangku sangat bodoh! Ya aku bodoh!

            Aku bahkan tidak tenang sama sekali, berkali-kali aku melihat anakku yang berusia 2 tahun dan Billa, aku menatap keduanya dan aku seperti ibu yang tidak berguna untuk mereka berdua. Billa masih kesal karena sikapku yang seperti acuh tidak acuh keberadaan neneknya, sementara aku yang masih bingung harus bagaimana menyikapi keluarga mama yang terkenal licik ini.

            “Bunda, telfon nenek! Bilang kalau bunda akan melahirkan.” Tiba-tiba Billa berkata kepadaku dan melemparkan HP ku kearahku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun