Mohon tunggu...
nada de audry
nada de audry Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wanita 19 tahun, yang memiliki cita cita sebagai psikolog. Sedang menempuh pendidikan S1 Psikologi di Kota Malang

Semangat Tanpa Putus Asa !!

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Salah Siapa Anak Menjadi Pelaku Bullying?

5 Juli 2019   12:00 Diperbarui: 5 Juli 2019   12:08 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Miris, anak berumur 14 tahun harus mengalami pembullyan sampai mengakibatkan pembengkakan pada bagian alat vitalnya. Pada awal tahun 2018 saja,telah didapatkan korban kekerasan dan bullying sebanyak 36 kasus (22,4 %) dan untuk kasus anak pelaku kekerasan dan bullying sebanyak 41 (25,5%) kasus. Saat ini Dunia maya tengah digegerkan dengan kasus pembullyan terhadap anak berusia 14 Tahun yang sampai harus menjalani rawat inap di rumah sakit didaerah Pontianak. Pembullyan tersebut terjadi dipicu atas dasar permasalahan asmara.

\Pelaku bullying berjumlah 12 orang yang memiliki rentan usia dibangku SMA. Pelaku melakukan pembullyan pada korban dengan sangat keji,pasalnya tidak hanya lewat perkataan namun dengan menyakiti fisik korban yang mengakibatkan trauma psikis. 

Korban mendapatkan perilaku yang sangat tidak pantas dari pelaku, korban di siram air, di tending, kepala dibenturkan ke jalan berbatu hingga 'mencolok' alat kelamin korban hingga menyebabkan pembengkakan. Sehingga korban membawa kasus bullying tersebut ke jalur hokum agar pelaku jera dengan perilaku yang diperbuat kepada korban.

Di Indonesia bullying bukan suatu hal yang baru, sudah banyak kasus bullying yang mengakibatkan trauma fisik maupun mental. Bullying dapat mengganggu para korban dalam menjalani kehidupan social,menjadikan korban tidak memiliki semangat dalam menjalani kehidupan hingga efek paling fatalnya yakni memiliki fikiran untuk bunuh diri. Munculnya sikap bullying sering dijumpai karena adanya senioritas yang mengakibtkan sikap suka mengintimidasi.

Bullying atau penindasan adalah penggunaan kekerasan atau paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi orang lain. Timbulnya sikap bullying dipengaruhi oleh pergaulan antar teman sebaya yang saling memiliki persamaan usia, minat, hobi serta tujuan yang sama. 

Sehingga memiliki rasa senioritas yang kuat dan memunculkan sikap bullying tersebut. Tidak hanya pengaruh pergaulan teman sebaya, pola asuh orang tua, harga diri, lingkungan sekolah dan media menjadi pemicu seseorang menjadi suka menindas atau membully.
Lalu,salah siapa jika seorang anak menjadi pelaku bullying ?

Ada beberapa faktor seorang anak timbul perilaku bullying. Faktor tersebut antara lain faktor kepribadian, komunikasi interpersonal yang dibangun remaja dengan orangtuanya, peran kelompok teman sebaya dan iklim sekolah. Pertama adalah faktor kepribadian yang memberikan pengaruh besar pada siswa dalam melakukan perilaku bullying atau menjadi pelaku bullying. Kepribadian yang sulit mengkontrol respon emosi orang lain,akan memudahkan munculnya sikap bullying.

Kedua adalah komunikasi interpersonal yang dibangun remaja dengan orangtuanya. Remaja yang tumbuh didalam lingkungan keluarga yang menerapkan pola komunikasi yang negatif akan cenderung meniru perilaku tersebut dan menerapkannya dalam kehidupan keseharian. 

Karena orang tua adalah pintu utama seorang anak mengenal berbagai karakter yang ada dan karakter orang tua akan dilihat oleh anak dan diikuti oleh anak. Apabila orang tua acuh terhadap hal-hal tersebut,maka anak pada usia remaja cenderung memiliki kesempatan untuk menjadi seorang pelaku bullying.

Ketiga adalah peran kelompok teman sebaya. Seperti diketahui kebanyakan kasus bullying, korban mendaptkan penindasan oleh sekelompok orang. Sekelompok orang tersebut dapat terbentuk karena adanya persamaan tujuan,hobi,usia dan minat. 

Sehingga kelompok tersebut merasa memiliki kekuatan berani dan menyebabkan timbulnya perilaku bullying. Tidak selamanya kelompok teman sebaya akan membawa ke perilaku tersebut,namun pergaulan harus tetap diawasi oleh orang tua agar hal-hal tersebut tidak akan terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun