Mohon tunggu...
Nabita Kamaliah
Nabita Kamaliah Mohon Tunggu... Penulis dan Penikmat buku

Menulis untuk merapikan pikiran.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Di Bawah Naungan Langit Senja

26 Juli 2025   23:05 Diperbarui: 26 Juli 2025   23:05 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi langit senja (pexels.com/Irshad Ahmad)

Langkahku semakin jauh, menatap langit yang berwarna kemerah-merahan
Menawan, seperti ada magnet yang menarikku untuk terus menatapnya.

Semakin lama, cahaya itu semakin gelap gulita
Tak lama, hilang sudah pancaran kecantikan yang membuatku betah memandangnya.

Aku sendiri di sini, seorang hamba yang terlena dengan nikmatnya duniawi
Ya, lagi-lagi aku berusaha berdamai dengan apapun yang terjadi
Karena aku tak mau melukai diri sendiri bahkan Dia yang telah memercayaiku. 

Ya Allah, bantu aku untuk menerima segala takdir-Mu. Aku tahu, ini akan segera berlalu. Tapi, sebagai manusia biasa aku mengakui bahwa aku lemah dan tak berdaya. Menghadapi berbagai rintangan yang justru membuat aku semakin takut untuk melangkah. Bolehkah aku berhenti sampai di sini saja?

Ya Allah, bantu aku untuk tidak menentang aturan-Mu. Engkau tahu, aku pernah kecewa dan marah saat dihadapi berbagai kesulitan. Aku seolah tak percaya dengan ketentuan-Mu. Aku seolah meremehkan rencana-Mu yang paling tahu tentang segala kehidupan. Bantu aku untuk bisa memeluk setiap kejadian tanpa rasa marah. Bantu aku untuk memaafkan segalanya. 

Ya Allah, bantu aku untuk tidak menyerah. Bantu yakinkan aku, bahwa semua ini hanyalah dunia. Rasa sakit yang aku terima, adalah potongan dari doa-doa yang aku panjatkan. Bantu aku untuk melewati semua ini, seperti senja yang tetap memancarkan cahayanya meski tahu itu hanya sementara.

Ya Allah, bantu aku mencintai-Mu. Meski semua terasa tak mudah. Bukankah ini juga jalan para Nabi terdahulu? Maka, biarlah aku menempuh jalan ini agar bisa menyamai tingkatan orang salih, meski aku tak termasuk dalam golongannya.  Setidaknya, aku menerima proses ini tanpa banyak protes.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun