Mohon tunggu...
Fidel Dapati Giawa
Fidel Dapati Giawa Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Nulis dangkadang, tergantung mood

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Jokowi Plan

2 November 2012   01:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:05 3834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terobosan Jokowi yang sesungguhnya mulai kelihatan. Setelah menghabiskan waktu wara-wiri bersama warga DKI di awal kepemimpinannya. Kini ia menyambangi tetangga terdekatnya, Propinsi Jawa Barat. Kunjungan Jokowi ke Gubernur Jawa Barat tidak sekedar ramah tamah, akan tetapi membicarkan kerjasama pembangunan untuk kepentingan kedua Propinsi yang berbatasan. Jokowi menyadari betul bahwa masalah pembangunan DKI Jakarta tidak hanya berkutat di DKI Jakarta saja. Sekarang saya mulai mengamini dengan keras bahwa Jokowi memang hebat.

Sebenarnya saya sudah mulai bosan dengan berita-berita mengenai Jokowi, Gubernur DKI Jakarta yang baru dilantik. Semula saya berpikir bahwa pemberitaan yang terus menerus mengenai Jokowi bisa membuat ia hilang fokus dalam mewujudkan janji-janji kampanye dan harapan warga DKI akan kepemimpinannya. Bahkan sesungguhnya saya sudah mulai pesimis dengan janji-janji Jokowi membenahi lingkungan kumuh, banjir serta kemacetan di DKI. Membenahi DKI Jakarta yang demikian rumit tidak cukup dalam waktu 5 atau 10 tahun.

Membuang Gengsi ke-DKI-an

Pada pertemuan Jokowi dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan pada hari Rabu 31 November 2012, seperti diberitakan oleh media massa lokal di Jawa Barat, ternyata Jokowi punya gagasan dan keputusan brilyant membangun DKI Jakarta. Sebagai Gubernur baru di wilayah propinsi paling bergengsi se-Indonesia, ia tak sungkan datang menyambangi Gubernur Jawa Barat. Jokowi telah membuang gengsi pada tempatnya.

Sebagian orang berpikir bahwa Jokowi lebih pantas disambangi oleh Gubernur manapun di Indonesia, karena dia adalah Gubernur di Ibu Kota Negara, pemimpin daerah yang dihuni oleh para petinggi negara dan para orang kaya di Indonesia. Jabatan Gubernur DKI lebih bergengsi dari jabatan Gubernur manapun di Indonesia. Dalam tradisi pemerintahan yang sudah berlangsung lama, terlebih dimasa Orde Baru dimana Gubernur hampir selalu dijabat militer, sangat sulit membayangkan seorang Gubernur Jakarta datang bertamu ke kantor Gubernur lain di Indonesai dalam sebuah acara ramah tamah resmi. Terkecuali sedang ada acara taraf nasional atau internasional di daerah tersebut.

Jokowi telah membuang jauh-jauh cara-cara pemerintahan yang feodal. Setelah Jokowi menyambangi dengan penuh keakraban rakyat yang dipimpinnya di DKI Jakarta, selanjutnya ia menyambangi mitra strategisnya tanpa bersungkan-sungkan. Karena memang DKI Jakarta memerlukan dukungan, setidaknya dari segi geografis, dari lingkungan terdekatnya untuk membantu menyelesaikan masalah Jakarta.

Jokowi Plan dan Marshall Plan

Membaca berita mengenai apa yang dibahas oleh kedua Gubernur dalam pertemuan tersebut, saya jadi teringat istilah Marshal Plan. Walau dalam skala yang berbeda, kesepakatan yang dibangun oleh Jokowi dan Ahmad Heryawan adalah agenda pembangunan yang terpadu sebagaimana Marshal menggagas rekonstruksi Eropa pasca Perang Dunia II.

Ada dua agenda pembangunan yang melibatkan kedua pemerintah daerah yaitu: pembangunan bendungan Ciawi untuk mengatasi luapan air sungai Ciliwung dan mengendalikan pasokan air (PDAM) untuk Jakarta, serta pembangunan koridor busway dari Bekasi ke DKI Jakarta.

Penanggulangan banjir adalah masalah besar yang memang mesti diatasi oleh Jakarta setiap tahun. Orang awam pasti menyadari bahwa sumber limpahan air banjir di Jakarta bukanlah dari daerah Jakarta melainkan dari daerah lain yang masuk dalam wilayah pemerintahan Propinsi Jawa Barat. Maka mengatasi banjir di Jakarta dengan cara-cara berkutat di Jakarta seperti membangun kanal-kanal tak lebih dari sekedar tambal sulam tanpa menyentuh sumber persoalan. Gagasan dan program kerja Jokowi untuk menggandeng Gubernur Jawa Barat adalah selousi jitu dan brilian.

Selain berfungsi sebagai pengendali banjir, bendungan tersebut juga berfungsi menjaga pasokan keperluan warga DKI akan air. Bendungan Ciawi hanyalah sebagian dari rencana jitu pembangunan tersebut. Seorang Jokowi bukanlah orang yang berpikir parsial dan egois, sehingga ia tidak berhenti hanya pada pengendalian air sungai Ciliwung. Ke depan agenda bersama antara kedua Gubernur akan berlanjut pada sektor dan kegaitan lainnya yang kepentingannya saling terkait.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun