Mohon tunggu...
Si Penonton Layar
Si Penonton Layar Mohon Tunggu... Apoteker - Penikmat Film/Pembaca buku/Penikmat hal-hal unik

Berbagi sudut pandang tentang film dari sisi penonton, dan berbagi banyak hal yang perlu diulas

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Film "Layar" (2023), Pergelutan Pecinta Film dengan Dunia

1 Februari 2023   15:14 Diperbarui: 1 Februari 2023   15:40 981
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adegan film Layar (2023). Foto: KlikFilm
Adegan film Layar (2023). Foto: KlikFilm
Lapisan masyarakat desa jauh dari kata kaum urban mungkin kata yang tepat menggambarkan kehidupan dari orang-orang di film ini.

Terlihat dari beberapa adegan yang dimana mereka menawarkan tontonan film yang dibintangi Rhoma Irama dari film lawasnya yang dibanderol murah sebesar 2.500 saja tidak diapresiasi oleh masyarakat. Malah reaksi masyarakat lebih enak nonton di tv

Konflik antara idealis dan materialistis

Film Layar (2023) via Instagarm. Foto: @klikfilm
Film Layar (2023) via Instagarm. Foto: @klikfilm
Menyadarkan kita tentang mengapresiasi karya seperti film, bahwa tindakan menonton film dengan cara ilegal memberikan banyak dampak pada industri perfilman, dan orang-orang yang menggantungkan pekerjaan di sekitaran industri film.

Film ini memang jauh dari kata estetik secara visual para pemainnya pun bukan aktor yang digandrungi oleh kaula muda, dan memang bukan hal itu yang ingin disampaikan oleh film ini.

Film ini menyadarkan kalau masih banyak orang yang bangga bisa berkarya, dan hidup dari karyanya. Tidak mengejar rupiah hanya ingin mengejar rasa puas dari berkarya. 

Namun cara hidup dalam dunia ini tidak berjalan seperti itu. Kenyataan yang pelik materi memang dibutuhkan untuk berkehidupan.

Minimnya apresiasi dari masyarakat dengan para pelaku film terasa tegurannya difilm ini.

Ketidaktahuan masyarakat awam yang dimana untuk berkarya memang dibutuhkan rupiah untuk menjalaninya.

Kritik sosial yang disampaikan oleh film ini cukup terasa dan tersampaikan dengan baik. 

Walaupun begitu ada beberapa hal yang terasa klise yang dimana penyelesaian permasalahan dapat diselesaikan oleh sosok pahlawan kesiangan yang datang dipenghujung kisah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun