Mohon tunggu...
Si Penonton Layar
Si Penonton Layar Mohon Tunggu... Apoteker - Penikmat Film/Pembaca buku/Penikmat hal-hal unik

Berbagi sudut pandang tentang film dari sisi penonton, dan berbagi banyak hal yang perlu diulas

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Film "Layar" (2023), Pergelutan Pecinta Film dengan Dunia

1 Februari 2023   15:14 Diperbarui: 1 Februari 2023   15:40 979
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster film Layar (2023). Foto: KlikFilm

Tidak hanya industri film saja tapi, ekosistem perekonomian yang tercipta dari industri film pun terdampak.

Hal ini diwakili secara kontras oleh pengayuh becak, dan pengelola bioskop Merapi yang terdampak karena, pandemi.

Dampak pandemi sangat terasa bagi masyarakat yang menggantungkan kehidupannya dari jasa pelayanan. 

Banyak adegan yang cukup relevan, dan menangkap secara jelas kejadian dikala pandemi. 

Marni yang kebingungan dengan keadaan berniat mengembalikan kiprah bioskop tempat ia bekerja dulu. Dirinya mengajak teman-temannya untuk mengembalikan bioskop Merapi kembali. 

Dengan adanya pandemi bioskop harus ditutup, dan merugi karena, tidak ada pemasukan sama sekali. Hal ini membuat pemilik bioskop berniat untuk menjual bioskop tersebut. 

Marni membuat kesepakatan dengan pemilik untuk diizinkan mengembalikan bioskop seperti sedia kala. Dirinya dan teman-temannya bekerja sama memutar otak untuk mengumpulkan uang untuk biaya operasional bioskop Merapi. 

Menangkap gambaran masyarakat secara utuh

Adegan film Layar (2023). Foto: KlikFilm
Adegan film Layar (2023). Foto: KlikFilm
Tangkapan kehidupan yang disajikan dalam film ini merupakan kehidupan yang lekat dengan mayoritas masyarakat indonesia.

Bukan lapisan atau golongan masyarakat yang dibuat-buat untuk dramatisasi.

Masyarakat bawah yang mencoba bertahan hidup dengan apa yang mereka bisa lakukan tidak lebih dan tidak kurang.

Apa yang disajikan oleh film ini penuh keluguan yang murni, dimana masyarakat tidak neko-neko hanya ingin bekerja dengan menawarkan apa yang mereka bisa lakukan.

Lekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun