Mohon tunggu...
M Yusuf Alamudi
M Yusuf Alamudi Mohon Tunggu... Ilmuwan - orang biasa yg ingin berbagi ilmu

menulis untuk mencerahkan umat

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik Santun di Tahun Politik

12 Maret 2018   14:15 Diperbarui: 12 Maret 2018   14:34 1308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Politik berasal dari bahasa yunani yaitu politikos,yang memiliki arti  yang berarti dari, untuk, atau yang berkaitan dengan warga negara atau proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat. Selain itu, politik juga memiliki arti seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional dan dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yang berbeda. 

Sudut pandang tersebut antara lain politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama, politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara, politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di masyarakat, politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik. 

Pengertian Politik juga dapat dibedakan berdasarkan nilai kepentingan pengguna atau user yaitu pengertian politik dalam arti kepentingan umum dan pengertian politik dalam arti kebijaksanaan. Pengertian politik dalam arti kepentingan umum adalah segala usaha demi kepentingan umum baik itu yang ada dibawah kekuasaan negara maupun pada daerah. Pengertian politik dalam arti kebijakan adalah memiliki hubungan erat dengan perilaku-perilaku yang terkait dengan suatu pembuatan kebijakan.

Saat ini, Republik Indonesia, sedang melaksanakan Pilkada maupun proses dalam pemilihan legislatif maupun pemilihan presiden/pemimpin negara. Semuanya bertujuan untuk memilih wakil rakyat (pemilihan legislatif) dan pemimpin baik daerah maupun negara. Hal yang menarik adalah terjadinya pergerakan massa secara besar-besaran dalam mendukung pasangan calon pemimpin daerah, wakil rakyat maupun pemimpin negara. Dengan pengerahaan massa, disinyalir akan berujung ricuh dan menimbulkan chaos pada stabilitas keamanan bangsa dan negara.

Politik Santun,Politik Tenteram, Politik Rahmatan Lil Alamin

Pemilihan kepala daerah merupakan kasus yang cukup menarik untuk ditelaah lebih lanjut. Ini disebabkan rawan terhadap pengerahaan massa, kamaponye hitam, fitnah yang bertujuan untuk memenangkan salah satu pasangan calon pemilih daerah. Di dalam memecahkan dan menjawab permasalaahaan ini harusnya menengok kembali apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW di dalam menghadapi situasi seperti ini.

Ini disebabkan Nabi Muhammad  SAW  merupakan pemimpin yang terbaik di dunia, hal ini tidak hanya menjadi klaim umat muslim semata tapi juga diakui oleh orang-orang non muslim, bahkan dimasa hidup beliau, kaum kafir Quraisy yang senantiasa memusuhi beliaupun mengakui akan kepemimpinan beliau. 

Sikap rendah hati, sopan santun, lemah lembut dan adil serta sabar bisa kita temukan dalam keseharian beliau, maka tak heran bahwa siapapun akan kagum dengan sikap dan perilaku beliau. Sebagai contoh adalah Pada saat tinggal di Mekkah, orang-orang kafir Quraisy senantiasa mencaci maki dan menghina bahkan perlakuan kasar terhadap fisik beliau pun sering dilakukan oleh mereka. Tapi yang beliau lakukan hanya sabar dan tawakkal kepada Allah SWT dan mendoakan semoga mereka diberi petunjuk oleh Allah SWT,disamping itu beliau pun tetap menyampaikan risalah beliau kepada mereka dengan bijaksana dan baik, sesuai dengan firman Allah Ta'ala: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. 

Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS An-Nahl: 125). Selain itu, dalam Al-Quran juga disebutkan QS Al-Imran: 159  "Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. 

Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. 

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya" dari kedua ayat diatas hendaknya bisa menjadi acuan bagi kaum muslimin di dalam menyikapi situasi politik saat ini, khususnya di menjelang pilkada,pileg maupun pilpres di NKRI. Permasalahaan yang lain adalah memberikan aspirasi atau pendapat dalam jumlah massa yang besar dan menimbulkan rasa yang tidak aman, Islam pun mengatur dengan indah, dimana dalam Al-Quran yaitu surat Al-Isra ayat 53 dan surat Al-Baqarah ayat 11, Allah SWT berfirman: Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar).Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia. (QS Al-Isra [17]: ayat 53). surat Al-Baqarah ayat 11 Allah SWT berfirman: Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi.  Kedua ayat Al-Quran diatas memberikan atau menjelaskan cara-cara yang baik dalam mengutarakan pendapat dan tidak menimbulkan kehhawatiran pada khalayak umum. Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga memberikan tuntunan kepada kita di dalam menasehati atau meberikan aspirasi kepada para pemimpin dengan cara-cara yang penuh dengan hikmah, antara lain

Rasulullah SAW juga bersabda :

Barang siapa yang ingin menasihati penguasa, janganlah melakukannya terang-terangan. Namun, hendaklah dia menasihatinya secara sembunyi-sembunyi. Jika (nasihat) diterima, maka itulah yang diharapkan. Namun, jika tidak diterima, maka dia (si pemberi nasihat) telah menunaikan kewajibannya. (HR Imam Ahmad dalam Al-Musnad, vol: 3, halaman: 403-404, no: 15.369; Ibnu Abi Ashim dalam As-Sunnah, dll). Begitu pula dalam kitab As-Sail Al-Jarrar, vol: 4, halaman: 556, Imam Asy-Syaukani berkata:

Orang yang melihat kesalahan seorang pemimpin dalam beberapa masalah, maka hendaklah dia memberikan nasihat kepadanya dengan cara tidak menampakkan kejelekannya di depannya dan di depan khalayak. (HR Imam Asy-Syaukani dalam kitab As-Sail Al-Jarrar, vol: 4, halaman: 556).

Kedua sumber dalam islam harusnya bisa dijadikan panduan bagi masyarakat dengan mayoritas beragama muslim di dalam menyalurkan aspirasi dan menyikapi permasalahaan politik saat ini yang sedang berkembang. Jadi, Politik Yang santun, Politik yang tenteram adalah Politik yang membawa kemashalatan pada umat (Rahmatan Lil Alamin). Salam Lakum dinukum Waliyadin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun