Mohon tunggu...
Lala_mynotetrip
Lala_mynotetrip Mohon Tunggu... Terus berupaya menjadi diri sendiri

Blogger pemula|menyukai petualangan sederhana|Suka bercerita lewat tulisan|S.kom |www.lalakitc.com|Web Administrator, Social Media Specialist, freelancer.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Hari Jumat, Sekotak Susu Coklat, dan Driver Ojol

29 Agustus 2025   17:53 Diperbarui: 30 Agustus 2025   15:57 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ojek online. (KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Semalam tidur tak nyenyak, tadi pagi rasanya berbeda. Iya, saya salah satu orang yang merasakan duka mendalam terhadap kejadian semalam. Iya, driver ojol pejuang rupiah harus meninggal dalam kondisi menyakitkan. 

Bukan hanya saya yang merasa berduka dan marah dengan yang terjadi semalam. Bahkan ada beberapa teman bercerita dengan rasa yang sama. Tak bisa dibayangkan bagaimana perasaan ibunda dan keluarga inti driver ojol tersebut. Pilu, pedih dan perih tak terelakan.

"Jadi nggak mood ngapa-ngapain," Chat dari seorang teman "Nggak enak hati & overthinking banget hari ini" Timpal yang lain. 

"Kalau bisa beneran diem, pengen diem. Serasa sedang berduka banget" Info seperti itu terus bermunculan dari orang terdekat. Banyak doa baik untuk almarhum. Tentunya kita semua panjatkan. 

Setelah naik KRL, tadi pagi saya memutuskan lanjut naik ojek online (ojol). Harapannya bisa sampai tujuan lebih cepat dan mengerjakan yang mesti diselesaikan.

Tidak banyak ngobrol, sepertinya saya dan driver ojol sama-sama sedang merasa berkabung. Manalah macetnya lumayan lama dan membuat saya gelisah melihat angka jam tangan. 

Kembali Mengingat Perjalanan Bersama Driver Ojol

Sekitar tahun 2017-an, saya sempat melamar kerja di Jakarta Selatan dan terpanggil buat interview. Itulah kali pertama saya memesan ojek online untuk mengantar ke tempat interview.

Pengemudi seorang bapak yang sudah berumur. Beliau ramah dan ngajak ngobrol. Sepanjang perjalanan ada banyak cerita baik yang beliau kisahkan kepada saya. 

Bukan seperti seorang driver antar penumpang, beliau terasa bak seorang bapak mengantar anaknya yang akan interview. Ketika saya turun dan membayar ongkos secara tunai, "nggak usah bayar, kamu pegang uangnya. Buat nanti makan, semoga interviewnya lancar," ujar bapak driver dengan nada yang sangat tenang bak malaikat.

Sejujurnya, saya tak enak hati menerimanya secara beliau sudah mengeluarkan tenaga, waktu, dan bensin untuk mengantarkan saya. Namun beliau meyakinkan untuk tidak usah bayar "kasih bintang lima saja ya," pintanya dengan ramah. 

Tanpa beliau pinta, saya sudah akan memberikan bintang lima kepada beliau. Sayangnya dulu belum bisa kirim tips via aplikasi seperti sekarang ini. 

Setelah berterima kasih dan pamitan, saya lanjut bersiap untuk interview dan berharap lolos. 

Semenjak tahun 2020-an saya lumayan sering menggunakan transportasi ojek online buat menyambung ke arah kantor yang memang posisinya tidak langsung dekat halte Transjakarta ataupun dekat stasiun KRL. 

Dari situ saya jadi pengguna yang langganan lah, bahkan setiap awal gajian menyimpan saldo sekian ratus ribu buat cadangan ongkos. 

Banyak perjalanan berkesan. Kebaikan driver, obrolan penuh kesan baik. Rata-rata mereka memang sopan dan baik dalam berkendara. 

Beberapa bulan lalu, saya mendapatkan driver ojek online yang nyambi. Setelah sepulang kerja ia lanjut nari ojek online. 

Ia masih cukup muda, seumuran sama adek saya. Bercerita kalau saat ini orangtuanya sedang berobat jalan, butuh banyak tambahan biaya sehingga ia putuskan cari tambahan selepas bekerja dan rupanya kami sama-sama orang Bogor. 

Saya salut dan merasa haru melihat kegigihan anak muda untuk membantu orangtuanya. Ia pejuang kehidupan yang patut di kasih acungan jempol. Tetap mencari rezeki dengan cara halal dan bekerja lebih keras. 

Terakhir, ada satu driver ojek online yang berkesan dalam ingatan. Beberapa bulan lalu saya sempat naik ojol di hari Jumat. 

Susu UHT Pemberian driver Ojol (Dokumentasi Pribadi/mynotetrip)
Susu UHT Pemberian driver Ojol (Dokumentasi Pribadi/mynotetrip)

Sepanjang jalan kami ngobrol ringan tentang macetnya Jakarta dan hal-hal related sama kehidupan. Lantas ketika tiba di tujuan "kak, ini buat kakak" Sambil menyodorkan sekotak susu coklat. 

Saya tidak langsung mengambilnya, hanya terdiam agak bingung. "Ambil aja kak, ini Jumat berkah. Semangat ya," timpalnya seperti memahami tanda tanya dalam benak saya. 

Tentulah saya terima dengan senang hati kebaikannya. Setelah itu saya berterima kasih dan tak lupa kasih bintang lima dan tip. Bersyukur sekarang di aplikasi ojol bisa kasih tips pake e-wallet. Jadi memudahkan banget. 

Dari banyaknya perjalanan bareng driver ojol (ojek online) memang banyak hal baik yang saya dapatkan. Mereka membantu saya cepat tiba di tujuan. Sebagai orang yang harus menempuh jarak jauh, sejenak duduk di kursi belakang ojol serasa rehat. 

Tak bingung sama desakan banyak penumpang atau tidak kebagian duduk. Memang harus saya akui, saya jadi harus mengeluarkan ongkos rada lumayan sih. 

Lantas, semasa pandemi. Ojol sangat membantu saya mengantar banyak pesanan makanan bolen, choco roll & cheese roll homemade yang dibuat oleh Tante dan saya pasarkan online. 

Selain bantu mengantarkan pesanan, mereka bisa saya andalkan buat beli aneka makanan yang saya inginkan ketika memang tidak memungkinkan buat keluar rumah seperti saat karantina Covid-19.

Saya sangat menghargai profesi yang satu ini. Mereka pejuang rupiah yang tangguh. Tidak mudah tetap jaga sikap saat panas menerpa dan keringat bercucuran apalagi dilengkapi kemacetan. Namun mereka bisa menjaga semua itu dan mengemudi secara benar. 

Begitulah sedikit kisah saya bersama para driver ojol yang sangat membantu mobilitas di Kota penuh kemacetan. Kalau mau saya tuliskan ada banyak sekali kisah driver baik hati yang menjadi sobat perjalanan saya. Namun ketiga kisah tersebut sudah cukup mewakili betapa mereka profesional, baik dan beradab.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun