Mohon tunggu...
Mutya Sunduz Arizki
Mutya Sunduz Arizki Mohon Tunggu... Mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Program Studi Jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Koki Laki-Laki dan Ibu Rumah Tangga sebagai Cermin Ketimpangan Sosial

13 September 2025   20:30 Diperbarui: 13 September 2025   20:30 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kerja perawatan atau care work merupakan pilar penting dalam kehidupan sosial dan ekonomi suatu bangsa yang seringkali terlupakan dalam penghitungan nilai ekonomi resmi. Seperti memasak, mencuci, menggosok, sampai merawat anak. Di Indonesia, data Badan Pusat Statistik (BPS) 2021 menunjukkan bahwa sekitar 63% beban kerja perawatan rumah tangga ditanggung perempuan, terutama ibu rumah tangga yang melaksanakan kerja unpaid care secara intensif. Berdasarkan survei Susenas dan olahan SMERU, 97% perempuan melakukan unpaid care work, jauh lebih besar dibandingkan laki-laki yang hanya 25% menjalankan pekerjaan serupa. Meski peran mereka sangat penting, pekerjaan ini jarang mendapatkan pengakuan atau kompensasi yang layak. Sebaliknya, profesi serupa yang dilakukan di ruang publik, seperti koki laki-laki di hotel atau restoran, memperoleh bayaran yang tinggi dan pengakuan sosial yang luas. Sedangkan, ibu rumah tangga yang memasak setiap hari di rumah bekerja tanpa bayaran langsung, tanpa perlindungan hukum, dan tanpa pengakuan formal, meskipun memasak merupakan bagian esensial dari kerja perawatan yang menopang keluarga sehari-hari.

Fenomena dan sistem yang sudah ada ini mencerminkan ketidakadilan struktural dan nilai yang timpang dalam masyarakat, di mana kerja yang tidak berbayar yang dikerjakan oleh perempuan dianggap sebagai kewajiban alamiah dan bukan sebagai pekerjaan yang bernilai keadilan dan bernilai ekonomi. Di Indonesia, penelitian Sigiro, Primaldhi, dan Takwin (2018) menyatakan bahwa nilai ekonomi kerja perawatan yang dilakukan ibu rumah tangga dapat menyumbang sekitar 10% terhadap pendapatan nasional. Ini menunjukkan betapa besar peran kerja perawatan unpaid sebagai penopang utama bagi pembangunan ekonomi nasional. Dalam kerangka memperbaiki ketidakadilan ini, Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) dan beberapa studi mengusulkan kerangka 5R yang terdiri dari Recognition (pengakuan), Reduction (pengurangan beban), Redistribution (redistribusi beban), Reward (penghargaan), dan Representation (keterwakilan). Recognition mengajak kita mengakui nilai ekonomi kerja unpaid; Reduction dan Redistribution menekankan pentingnya layanan pendukung dan pembagian tugas yang adil antara laki-laki dan perempuan; Reward penting untuk penyediaan kompensasi dan perlindungan; dan Representation memastikan keterlibatan perempuan dalam penyusunan kebijakan yang berdampak pada ekonominya. 

Selain aspek ekonomi, perhatian terhadap unpaid care work perempuan juga penting karena segala kebutuhan dasar laki-laki sehari-hari seperti makanan dan pakaian sudah tersedia berkat kerja perawatan unpaid tersebut. Jika tidak ada kerja unpaid dari ibu rumah tangga, laki-laki dan keluarga harus mengeluarkan lebih banyak biaya untuk kebutuhan makan, pakaian, dan perawatan rumah tangga. Kerja unpaid ini menjadi "penyangga ekonomi" yang memungkinkan laki-laki untuk bekerja dan berproduksi di sektor formal tanpa harus memikirkan kebutuhan rumah tangga secara langsung. 

Perbandingan antara koki laki-laki bergaji tinggi dan ibu rumah tangga yang memasak setiap hari menggambarkan ketimpangan pengakuan ekonomi dan sosial yang mendasar. Penghargaan yang adil terhadap kerja perawatan unpaid dapat memperkuat produktivitas nasional, mengurangi kesenjangan gender, dan mendorong pembangunan inklusif yang berkelanjutan. Oleh karena itu, memajukan keadilan bagi pelaku care work unpaid merupakan agenda penting bagi kemajuan ekonomi dan sosial Indonesia

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun