Mohon tunggu...
Muthi Tsania Ramdhiani
Muthi Tsania Ramdhiani Mohon Tunggu... mahasiswa sastra indonesia

Mahasiswa Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Roman

Dari Buku Ke Layar Kaca: Konsistensi Isi dan Nuansa Dalam Adaptasi Home Sweet Loan, Pendekatan Ekranisasi Sastra

30 April 2025   03:50 Diperbarui: 5 Mei 2025   04:20 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roman. Sumber ilustrasi: pixabay.com/qrzt

DARI BUKU KE LAYAR KACA: KONSISTENSI ISI DAN NUANSA DALAM ADAPATASI HOME SWEET LOAN PENDEKATAN EKRANISASI SASTRA

Adaptasi karya sastra dari novel ke layar kaca, sering kali membawa tantangan tersendiri untuk menjaga kekonsistenan isi dan nuansa yang dihadirkan di dalam cerita. Tidak sedikit, pembaca yang mengeluh akan perbedaan dalam penyampaian isi di dalam media yang telah diadaptasi.

Saat ini, telah banyak karya sastra seperti, novel ataupun cerpen yang diadaptasikan menjadi sebuah film, atau drama teater. Pengadaptasian inilah yang menimbulkan tantangan-tantangan besar bagi para sutradara untuk mampu memberikan visual gerak yang sesuai dengan imajinasi para pembacanya dahulu. Di sinilah, tantangan mereka dimulai. Apakah mereka mampu mengadaptasikan dengan baik atau malah sebaliknya.

Di dalam pembelajaran sastra, film juga termasuk ke dalam karya sastra. Argumen tersebut dapat diperkuat oleh seorang profesor bahasa Inggris pada Studi Amerika, Universitas Innsbruck, bernama Mario Klarer, beliau secara khusus menjelaskan di dalam bukunya yang berjudul, An Introduction to Literary Studies (1998), bahwa film termasuk karya sastra dan segala macam mode presentasi film sesuai dengan fitur-fitur teks sastra dan dapat pula dijelaskan dalam kerangka tekstual (Klarer, 1998:57). Jadi, film merupakan pergerakan kontemporer dari mode sastra tekstual ke mode sastra visual, yang mana sebuah cerpen, novel ataupun drama, dapat disaksikan atau ditonton langsung dalam bentuk Film.

Di Indonesia, telah banyak karya sastra tertulis yang diadaptasikan menjadi sebuah film, contohnya Cinta Laki-Laki Biasa karya Asma Nadia, Kisah Untuk Geri karya Erisca Febriani, Dear Nathan karya Erisca Febriani, Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur karya Muhiddin M Dahlan, dan lain-lain sebagainya.

Proses pengadaptasian novel ke film dapat disebut dengan proses ekranisasi. Proses ekranisasi merupakan sebuah proses adaptasi karya sastra berbentuk cerita ke media film. Dalam pembelajaran sastra, ekranisasi merupakan salah satu bentuk pembelajaran alih wahana. Alih wahana adalah proses peralihan bentuk karya satu ke bentuk karya yang lain, sedangkan ekranisasi dikhususkan pada peralihan novel ke dalam bentuk film. Suseno dalam Faidah (2019:6) menyatakan bahwa ada beberapa teori yang dapat dipetakan kekerabatannya dengan teori ekranisasi, yaitu teori alih wahana oleh Damono, teori adaptasi Hutcheon, dan teori resepsi oleh Iser.

Nah, untuk essai kali ini, penulis ingin memilih salah satu film yang sedang ramai diperbincangkan oleh banyak orang, yakni film Home Sweet Loan yang disutradarai oleh Sabrina Rochelle Kalangie.

Berdasarkan teori ekranisasi, film home sweet loan merupakan bentuk adapatasi dari sastra tekstual (novel) ke sastra visual (film). Novel Home Sweet Loan ditulis oleh Almira Bastari, beliau merupakan seorang penulis muda yang terkenal karena karyanya yang dianggap bagus oleh beberapa orang.

Namun, jika dilihat melalui kacamata teori ekranisasi, apakah film Home Sweet Loan  berhasil memegang kekonsistensian dalam menyampaikan isi yang serupa dengan Novelnya? Atau malah sebaliknya?.

Tidak sedikit masyarakat Indonesia yang kecewa dengan proses adaptasi novel ke film, entah alur ceritanya yang tidak sesuai, penggambaran tokoh yang jauh dari ekspetasi, dan lain sebagainya. Maka dari itu, mari kita melihat bagaimana film Home Sweet Loan  memegang kekonsistensian dalam menyampaikan pesannya kepada pembaca, apakah banyak perbedaan terkait keduanya, atau malah sama.

Namun, yang harus diperhatikan dalam mengkritik karya yang telah diadaptasikan adalah tidak semua hal yang ada di dalam buku dapat tampil di layar kaca, semua ini dilakukan agar jalan ceritanya terasa  lebih padat dan pas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun