Mohon tunggu...
muti Nash
muti Nash Mohon Tunggu... Guru

Mutia Nanni Nasih Profesi seorang guru kepribadian yang berfokus pada pengembangan karakter, etika, dan kepercayaan diri. Dengan pendekatan yang inspiratif, membantu siswa dan individu untuk memahami serta membangun kepribadian yang positif dan Dakwah dari Majlis Taklim Kemajlis Taklim SE-INDONESIA GO Luar Negeri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mystery Challenge 2

12 Maret 2025   15:47 Diperbarui: 12 Maret 2025   15:45 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bayu mengangkat bahu. "Mungkin tempat yang nggak masuk akal? Kayak... ruangan yang nggak ada di denah sekolah?"

Dina langsung tersentak. "Denah sekolah! Kita bisa cek di ruang kepala sekolah!"

Mereka bertiga saling pandang. Ini gila, tapi juga sangat menarik.

Denah yang Tidak Sesuai
Malam itu, mereka menyelinap ke sekolah setelah jam pelajaran berakhir. Dengan hati-hati, mereka memasuki ruang kepala sekolah melalui jendela yang tidak dikunci.

Di rak buku, mereka menemukan beberapa lembar denah lama sekolah. Raka membandingkan denah itu dengan peta yang biasa mereka lihat di mading.

"Lihat ini!" seru Raka pelan. "Di denah lama, ada sebuah ruangan di belakang ruang penyimpanan alat olahraga. Tapi di denah terbaru, ruangan itu hilang!"

Bayu melipat tangan di dadanya. "Jadi ada ruangan yang seharusnya ada, tapi sekarang 'nggak ada'? Gimana cara kita memastikan?"

Dina tersenyum penuh arti. "Kita cek langsung ke sana."

Pintu yang Tersembunyi
Mereka bergegas ke ruang penyimpanan alat olahraga, tempat di mana ruangan itu seharusnya berada. Ruangan itu dipenuhi rak kayu tua dan bola-bola yang sudah kempes.

Bayu menempelkan telinganya ke dinding belakang. "Kayaknya ini bukan dinding asli. Coba ketuk."

Raka mengetuknya pelan. Tok! Tok! Tok!---bunyi yang terdengar berbeda dari dinding lain di sekitarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun