Mystery Challenge 2: Kamar Rahasia di Balik Dinding
Sebuah ruangan yang seharusnya tidak ada. Sebuah dinding yang menyembunyikan sesuatu. Dan sebuah kotak besi dengan rahasia yang terkunci.
Dina, Raka, dan Bayu tidak pernah menyangka bahwa petualangan mereka di sekolah akan membawa mereka ke sebuah kamar tersembunyi tempat yang bahkan tidak tercatat di denah terbaru. Bagaimana mungkin sebuah ruangan bisa menghilang dari catatan resmi? Dan lebih penting lagi... apa yang disembunyikan di dalamnya?
Saat pintu itu terbuka, mereka tidak hanya menemukan ruangan yang terkunci oleh waktu, tetapi juga sebuah pesan misterius yang akan mengubah segalanya.
"Yang menemukan ini, bersiaplah membuka kebenaran yang terkunci."
Apa yang tersembunyi di balik misteri ini? Dan apakah mereka siap menghadapi kebenaran yang akan terungkap?
Mystery Challenge 2 segera dimulai...
Mystery Challenge 2: Kamar Rahasia di Balik Dinding
Setelah berhasil memecahkan teka-teki pertama di Mystery Challenge 1, Dina, Raka, dan Bayu semakin penasaran. Mereka tahu bahwa ada sesuatu yang disembunyikan di sekolah mereka sesuatu yang sudah lama terlupakan.
Petunjuk terakhir yang mereka temukan adalah kalimat aneh yang tertulis di halaman terakhir buku tua dari perpustakaan:
"Rahasia terbesar tersembunyi di tempat yang seharusnya tidak ada."
Mereka bertiga duduk melingkar di kantin sekolah saat istirahat, membahas petunjuk itu.
"Tempat yang seharusnya tidak ada... maksudnya apa, ya?" gumam Raka sambil mengetuk-ngetukkan pensil ke mejanya.
Bayu mengangkat bahu. "Mungkin tempat yang nggak masuk akal? Kayak... ruangan yang nggak ada di denah sekolah?"
Dina langsung tersentak. "Denah sekolah! Kita bisa cek di ruang kepala sekolah!"
Mereka bertiga saling pandang. Ini gila, tapi juga sangat menarik.
Denah yang Tidak Sesuai
Malam itu, mereka menyelinap ke sekolah setelah jam pelajaran berakhir. Dengan hati-hati, mereka memasuki ruang kepala sekolah melalui jendela yang tidak dikunci.
Di rak buku, mereka menemukan beberapa lembar denah lama sekolah. Raka membandingkan denah itu dengan peta yang biasa mereka lihat di mading.
"Lihat ini!" seru Raka pelan. "Di denah lama, ada sebuah ruangan di belakang ruang penyimpanan alat olahraga. Tapi di denah terbaru, ruangan itu hilang!"
Bayu melipat tangan di dadanya. "Jadi ada ruangan yang seharusnya ada, tapi sekarang 'nggak ada'? Gimana cara kita memastikan?"
Dina tersenyum penuh arti. "Kita cek langsung ke sana."
Pintu yang Tersembunyi
Mereka bergegas ke ruang penyimpanan alat olahraga, tempat di mana ruangan itu seharusnya berada. Ruangan itu dipenuhi rak kayu tua dan bola-bola yang sudah kempes.
Bayu menempelkan telinganya ke dinding belakang. "Kayaknya ini bukan dinding asli. Coba ketuk."
Raka mengetuknya pelan. Tok! Tok! Tok!---bunyi yang terdengar berbeda dari dinding lain di sekitarnya.
"Kosong di dalamnya," kata Dina pelan.
Tanpa pikir panjang, Bayu mendorong rak tua di depannya. Dengan sedikit usaha, rak itu bergeser, memperlihatkan sebuah pintu kayu tua yang tertutup rapat.
Mereka saling berpandangan.
"Kita buka?" tanya Raka.
"Jelas," jawab Dina, menahan napas.
Bayu meraih pegangan pintu dan menariknya perlahan. Engselnya berderit pelan, dan pintu terbuka.
Di baliknya, terbentang sebuah ruangan kecil yang dipenuhi debu. Di tengah ruangan itu, ada sebuah meja kayu tua, dan di atasnya terdapat sebuah kotak besi yang tampak kuno.
Dina melangkah maju dan mengusap debu di permukaan kotak. Ada sebuah tulisan terukir di sana:
"Yang menemukan ini, bersiaplah membuka kebenaran yang terkunci."
Mereka bertiga saling berpandangan. Misteri ini belum selesai justru baru saja dimulai.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI