Hai Foodie!
Setuju nggak sih, kalo makanan tuh ga melulu soal rasa? Tapi, pasti ada cerita dan momen di baliknya. Contohnya makanan khas Indonesia. Setiap hidangannya memiliki kenangan dan kisah yang menarik. Cerita di setiap suapannya, membuat makanan khas Indonesia ini selalu terasa spesial dan ngangenin.
Kalau lagi ngomongin makanan khas, terkadang langsung membuat para anak rantau rindu akan kampung halaman. Rindu aroma khas dari dapur, suara ibu yang memanggil untuk makan dan suasana hangat ketika makan bersama keluarga. Mungkin memang hal yang sederhana, tapi momen itulah yang tak akan pernah tergantikan.
Beruntungnya, sekarang makanan khas daerah sudah mulai tersebar hingga ke berbagai kota. Meskipun rasanya tak benar-benar seperti masakan ibu di rumah, setidaknya cukup untuk mengobati rasa rindu para anak rantau akan kampung halaman.Â
Beberapa hari yang lalu, untuk kedua kalinya saya dan teman saya mengunjungi sebuah kedai kuliner khas Makassar. Kedai tersebut bernama La-Capila. Berlokasi di di Jalan Krasak No. 06 Kotabaru, Yogyakarta. Kedai ini menjadi salah satu tempat yang cocok bagi para anak rantau dari Makassar yang rindu akan cita rasa kampung halaman. Kedai La-Capila di buka sejak tahun 2005. Kedai ini menyajikan berbagai kuliner khas Makassar, mulai dari sop konro, coto makassar, es pallu butung dan es pisang ijo. Selain itu juga ada hidangan pelengkap seperti ketupat, buras, bakwan, lumpia, peyek, sate usus dan sate telur. Kedai La-Capila ini buka setiap hari dari pukul 09-00 -16.30.Â
Kami mengunjungi kedai La-Capila dan mencoba salah satu makanan yang belakangan ini sedang viral di kalangan masyarakat, yaitu es pisang ijo. Es pisang ijo ini merupakan makanan penutup khas dari Makassar, Sulawesi Selatan. Tampilan yang cantik dan menarik berhasil merebut perhatian para masyarakat, seperti saya dan teman saya contohnya.Â
Menikmati es pisang ijo di tengah musim kemarau ini merupakan pilihan yang tepat. Perpaduan antara pisang yang sudah di balut dengan adonan tepung beras, yang dicampur dengan santan dan di beri pewarna alami dari daun pandan, disajikan dengan bubur sumsum, di beri tambahan sirop merah khas makassar, serta es serut berhasil menyegarkan tenggorokan di tengah cuaca panas.
Kami sangat antusias ketika sepiring es pisang hijau disajikan di depan kami. Tampilan warna yang cantik, sukses membuat kami tak sabar mencicipinya. Rasa manis dari sirop berpadu dengan gurihnya bubur sumsum dan legitnya pisang langsung memberikan kenikmatan di mulut kami. Tekstur bubur sumsum yang lembut dinikmati dengan es serut yang membuat es pisang ijo menjadi lebih segar. Sangat cocok dinikmati di tengah cuaca panas siang itu.Â
Kami pun menikmati hidangan ini perlahan sambil berbincang santai. Suasana sederhana seperti ini justru membuat momen makan siang kami terasa lebih hangat, nyaman, dan penuh cerita.
Tak heran jika kedai ini selalu ramai di datangi pengunjung. Pelayanan yang capet dan ramah menjadi nilai tambah untuk kedai ini. Setiap pelanggan yang hadir akan disambut dengan hangat dan di persilahkan untuk mencari tempat duduk. Dengan sigap, para pelayan akan mengantarkan pesanan yang telah dipesan, tanpa membuat pengunjung menunggu lama.Â