Mohon tunggu...
Kimmy ahmad
Kimmy ahmad Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penulis jalanan, hanya ingin berbagi tulisan yang disenangi semua orang.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lengah

15 Mei 2022   09:07 Diperbarui: 15 Mei 2022   09:09 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lengah..

Sewaktu kita tidak punya apa apa sampai menjadi kaya..
Dari angka nol sampai jutaan..
Mulai dari merangkak sampai kita berlarian..

Sewaktu semangat kita menggila ingin merubah dunia..
Dunia kita yang sempit menjadi merdeka..
Dari jaman makan batu sampai makan keju..
Dari gubuk reot sampai tinggal di istana mewah..

Semua keringat yang bercucuran masih belum kering..
Masuk kepori pori andrenalin..
Kita tidak mau hidup pasrah sengsara..
Bertekad bulat menggapai semua mimpi mimpi indah..

Sekarang perjuangan ini menunjukkan hasilnya..
Kita yang dulu dihina sekarang hidup mulia..
Bergelimang harta apapun bisa kita punya..

Lihat orang orang yang dulu mencemooh kita..
Sekarang memuji dan menyanjung kita..
Tengok bagaimana harta dan tahta bisa mengubah dunia..
Dengan keduanya kita bisa mengendalikannya..

Kemudian semua perubahan itu apakah buat kita lengah..?
Berjalan dengan wajah pongah..
Tunjuk kanan kiri dengan berkacak pinggang..
Kita yang dahulu sudah  menjadi abu..
Sekarang kita adalah tempat mereka merengek mengadu..
Yang mencaci memuji..
Yang melolong meminta tolong..

Kita puas melihat mereka memelas..
Wajah wajah yang dulu sinis sekarang berubah manis..
Semua berubah karena kita sekarang adalah gula..
Semut - semut mengerubuti untuk memuja..

Tapi kita jangan lengah..
Kita harus tetap merendah..
Walau sekarang kita di atas..
Hati kita tetap punya welas..
Jangan menjadi congkak..
Kaya seperti ombak..
Menghantam dan merusak..

Pelajaran hidup memberi hikmah..
Sejarah manusia hancur sebab harta..
Yang berlebihan dipuja..
Fir'aun tenggelam di laut merah..
Qarun tertelan perut dunia..
Si Namrud mampus di tangan Nyamuk merasuk ke gendang telinga..
Selama 400 tahun lamanya..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun