Mohon tunggu...
Penaku
Penaku Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anak-anak Pelosok Negeri

Menulis adalah Bekerja untuk keabadian. Awas namamu akan abadi dalam tulisannya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Air Mata Juni

11 Juni 2022   11:33 Diperbarui: 12 Juni 2022   21:30 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi hujan payung. (sumber gambar: Pixabay)

Lagi-lagi tentang hujan yang membumi
bulan juni bukan hanya tentang sedih
atau air mata jatuh menindih

langit kembali tumpah ruah
air bah jatuh merindukan tanah
yang dahaga, kering, dan nelangsa

Sabtu di suatu tempat dalam kesepian
hujan menjadi teman dalam penantian
melodi semesta bergelayutan pada pendengaran
disana titik tumpu ada kerinduan

Bahagia mungkin pernah
gundah pula pun juga sudah
dua-duanya menjadi pelengkap dalam diri yang tegar dalam semua musibah
sampai bersyukur dengan semua suka

Hujan bulan juni
kembali berpuisi untuk insan hakiki
engkau yang mengenang
Diriku yang bumerang
masih ingatkah engkau hujan saat ini?

Musafar (11/7)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun