Rumah, tempat mula berawalnya pembiasaan yang baik. Bangun pagi, bersyukur dengan berdoa dan sholat, membersihkan diri dan lingkungan, membersihkan rumah dan tempat tidur, berolahraga dengan teratur, bermasyarakat dengan baik, makan dengan menu sehat bergizi.Â
Apa jadinya jika tidak membiasakan diri berperilaku yang baik? Semua berantakan, tidak rapi, tidak sehat, merusak pemandangan.Â
Utamanya sampah, pembawa penyakit dan hidup tidak sehat mengganggu kenyamanan.Â
Membuang sampah itu ada seninya, bukan hanya asal masuk tong sampah. Memang, semua akhirnya masuk tong sampah. Tetapi tong yang mana? Tentu ada tempatnya masing-masing.Â
Tong yang benar-benar untuk mengelola sampah untuk dijadikan pupuk. Atau tong khusus tempat mengumpulkan sampah untuk ditukar dengan uang.Â
Jadi, sampah itu masing-masing ada tempat terpisah sesuai jenisnya. Kenapa harus dipilah?Â
Tidak semua sampah harus dibuang, ditukar bisa menjadi uang, dipisah untuk dijadikan pupuk, dipisah untuk  disumbangkan.Â
Dengan dipisah-pisah seperti ini, maka tempat pembuangan akhir tidak cepat penuh. Sampah yang dipisah-pisah memudahkan daur ulang, kondisi lingkungan akan terjaga.Â
Sampah yang dapat didaur ulang mengurangi polusi. Lingkungan tetap bersih dan sehat. Maka perlu adanya seni mengelola sampah.Â
Seni mengelola sampah dari rumah -- sudah tentu harus ada niat. Menggerakkan diri menyediakan tempat. Bersihkan sampah sisa makanan, jika sudah bersih bisa digunakan untuk bahan pembuatan kompos. Utamakan bahan organik untuk mengompos.Â
Saat ini mulai banyak mesin khusus untuk mengelola plastik, kardus, kertas, malah dapat diuangkan.Â
Lumayan juga, ada mesin khusus penampung sampah yang dikhususkan untuk sampah tertentu. Berbonus uang. Sebenarnya bukan soal uangnya -- dengan hadirnya mesin itu. Utamanya, agar semua mau berupaya menjaga bumi agar berumur panjang.Â
Sudahkah berperan serta menjaga lingkungan -- setidaknya dengan membuang sampah sesuai peruntukkannya....Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI