Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Trip

Menyusuri Balkan, Catatan Perjalanan 3

5 September 2018   23:09 Diperbarui: 30 Juni 2020   21:23 835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apple Quay Street Bosnia. Dokpri

KBRI Bosnia, Sarajevo. Dokpri
KBRI Bosnia, Sarajevo. Dokpri
Banjaluca Mosque, Bosnia. Dokpri
Banjaluca Mosque, Bosnia. Dokpri
 

Sejatinya tujuan perjalanan itu adalah perjalanan itu sendiri

Setelah sekitar dua jam menjelajahi kota tua Sarajevo, membawa beberapa tentengan Souvenir khas setempat, membeli dari penjual Souvenir yang cakep kayak bintang sinetron, kami berjalan kaki ke arah meeting point, penjemputan bus.

Di tengah perjalanan, Melati, guide kami menjelaskan kalau sebentar lagi kita akan melewati persimpangan Apple quay street. Apple Quay street adalah jalan bersejarah. Jalan ini sejajar dengan aliran sungai, yang di pinggirnya berdiri bangunan bangunan antik saat ini.

Di perempatan jalan ini, tempat terjadinya pembunuhan pemicu terjadinya perang besar, perang dunia pertama, tahun 1914. Kala itu, Bosnia menjadi bagian wilayah yang dikuasai kerajaan Austria.

Di bulan Juni 1914 awal musim panas yang mulai terik, Franz Ferdinand pewaris tahta Austria beserta istrinya Sophie , sedang melakukan peninjauan di Sarajevo. Faksi Nasionalis Bosnia yang ingin merdeka merencanakan aksi pembunuhan.

Mobil yang ditumpangi ke dua pasangan itu, di jalan ini dilempar bom, menewaskan para pengawal. Ferdinand dan Sophie berhasil lolos dan berlari menyusuri Apple Quay. Namun untung tak dapat direngkuh, malang tak bisa ditolak, dua tembakan senapan dari pejuang Bosnia membuat keduanya terluka parah. Dan kemudian tewas tak berapa lama.

Pembunuhan ini, meruntuhkan persatuan Eropa saat itu. Jerman mendukung Austria menyalahkan Bosnia Serbia. Sedangkan Rusia, Inggris, Prancis, Belgia membela Bosnia Serbia.

Tak berapa lama di Wina, Austria mengumumkan perang dengan Bosnia Serbia. Sejak itu, terjadilah perang besar di Eropa, disebut perang Dunia pertama. Perang yang berlangsung hampir 5 tahun, dari Juli 1914 sd November 1918, dan di klaim dimenangkan Aliansi Jerman Austria.

Melewati dan menatapi jalanan Apple Quay yang tidak begitu lebar, dengan Tram Tram listrik yang berlalu lalang, pikiran melayang mencoba membayangkan. Pernah juga nonton film peristiwa pembunuhan itu. Terbayang kembali penggambaran suasana kepanikan yang terjadi, mobil yang meledak terguling, terbayang kostum kostum yang dikenakan. Dan juga profil ekspresi kepanikan calon kaisar Ferdinand dan istrinya , serta para Nasionalis Bosnia Serbia, yang kumuh berwajah keras, dengan bulu bulu wajah tak bercukur.

Tiba tiba, bulu kuduk terasa meremang, merinding,  ..... . terasa bau mesiu dan amis bercak bercak darah merah di tapak jalanan.

Namun rasa dingin di tengkuk dan merinding itu tak berlangsung lama, karena seorang gadis Sarajevo pirang melintas , melempar senyuman manis tipis ke arahku. Aku ke gr an, dan membalas senyuman itu, dengan senyuman terindah yang mampu ku tampilkan dalam keletihan.

Dan bulu kuduk ini segera kembali normal, meskipun kecewa , ternyata senyuman itu untuk temannya yang berjalan dibelakangku.

Inilah jalan bersejarah, yang sekarang menjadi kawasan wisata. Jalan yang pernah berlumuran darah, penyebab perang besar menelan sekitar 9 juta korban.

Hari ini, kami akhiri perjalanan dengan cek In di hotel mungil kota Sarajevo. Setelah makan malam di hotel ala Eropa, kami segera beristirahat.

Besok perjalanan akan dilanjutkan ke kota Banjaluka.Masih di negara Bosnia, sekitar 4 jam dengan bus dari Sarajevo. Dan akan langsung kembali lagi ke Sarajevo, karena sore hari akan ada acara , afternoon tea di rumah Duta Besar RI di Bosnia ibu Amalia Yani, putri Almarhum Jenderal Ahmad Yani,salah satu Pahlawan peristiwa Oktober 1965.

Setelah kurang lebih satu jam menempuh High way, bus berbelok ke kanan mengambil jalan pedesaan meninggalkan Sarajevo menuju Banjaluka.

Tujuan kami adalah Masjid kecil indah di kota itu. Berumur 400 tahunan, dan telah menjadi cagar budaya Unesco.

Masjid itu memang kecil, namun indah. Plafon tinggi, dengan ornamental warna biru dan pink. Turkey style yang cantik.

Perjalanan yang melelahkan sekitar 9 jam, terobati dengan sineri bukit, hutan, sungai dan pedesaan di sepanjang perjalanan.

Sore itu, tea time di rumah dinas Dubes di Sarajevo berlangsung semarak penuh keakraban. Ibu Lia Yani yang sudah mengemban tugas dua tahun sangat ramah dan welcome dengan kedatangan kami. Rumah di perbukitan itu dikelilingi lembah dan bukit menghijau. 

Tanggal 16 Agustus sore, sudah semarak hiasan dan rumbai rumbai merah putih menghiasi. Besok akan diselenggarakan upacara dan ramah tamah peringatan kemerdekaan RI yang ke 73 tahun. Acara diakhiri berfoto foto dan doa bersama. Ibu Dubes kelihatan gembira dan terharu. Beliau mengabarkan sebentar lagi akan membawa delegasi bisnis dari Bosnia ke Jakarta. Kita doakan, semoga acara beliau sukses, mempererat hubungan Bosnia Indonesia.

Sayang kami, para traveler sepuh Nusantara ini tidak bisa bergabung. Pagi pagi harus sudah meneruskan perjalanan ke Kroasia, negeri sepak bola baru.

Bersambung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun