Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Hembusan Angin Cemara Tujuh 53

24 Agustus 2018   02:42 Diperbarui: 24 Agustus 2018   04:50 931
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Resmi sudah empat sekawan, Wikarya Cs mengemban jabatan baru di Perusahaan Holding itu.

Ada berbagai macam reaksi orang kantoran, ketika mendapatkan promosi, mendapat kedudukan baru yang lebih tinggi.

Ada sebagian orang bereaksi biasa saja dengan promosinya. Mereka berprinsip hidup itu mengalir. Semua sudah ada garis tangannya, nasib sudah ditetapkan, termasuk masib mendapatkan jabatan.

Yang paling sering dan banyak, reaksi para pejabat baru itu, adalah keinginan untuk segera tahu, apa yang menjadi hak hak dan fasilitas yang diperoleh , dengan posisi barunya itu. Inilah semangat para pemburu rejeki. Prinsip rejeki sudah ada yang mengatur, sering runtuh kalau berhubungan dengan fasilitas dan hak jabatan.

Yang langka, adalah reaksi pejabat baru yang tidak begitu aware akan haknya, tapi ingin segera tahu apa tanggung jawab dari jabatan barunya. Apa yang harus segera dikakukan, action plan apa untuk optimalisasi dan perbaikan. Apa yang harus dirubah, apa yang perlu di maintain, apa yang perlu dihilangkan dan dikurangi. Dan tentu saja apa yang harus segera diselesaikan.

Empat sekawan ini adalah tipe pengabdi dan profesional. Mereka termasuk orang orang di cluster tipe ketiga, tidak begitu peduli hak, lebih memikirkan tanggung jawab jabatan barunya. Mereka percaya, mengenai hak jabatan pasti sudah ada yang mengatur, meskipun kadang kadang ternyata tidak selalu.

Setelah pelantikan itu, Sutopo mengemban jabatan pertamanya. Selama ini dia hanyalah staf, pekerjaannya adalah hanya mengenai self management dan responsibility to Boss. Kini dia menjadi bos kecil. Responsibilitas nya bertambah, yaitu Self management, memanage bawahan dan kolega, serta tanggung jawab ke Bos.

Mengemban posisi baru ini, Sutopo teringat diskusi yang dipandu dosen Belanda nya, tentang makna penting dan urgen dalam menyikapi pekerjaan, yang relevan dengan posisinya sebagai pimpinan.

Dalam diskusi ini, dosennya setengah meledek tentang kecenderungan kebiasaan pimpinan pimpinan di negara berkembang, yang menurutnya lucu.

Dosennya memberi pengantar, arti penting dan Urgen. Melakukan hal yang Penting adalah terkait dengan Visi dan Strategi dalan institusi. Sedangkan Urgen adalah terkait dengan hal hal mendadak yang tidak direncanakan. Namun hal lain terkait dengan posisi pribadi.

Penting tapi tidak urgen adalah ketika pekerjaan dan aktivitas itu terencana. Ini adalah kondisi lingkungan kerja yang tertib dan predictable. Semua jelas tujuannya, prosesnya dan juga bagaimana mengerjakannya. Tidak ada kejutan besar, semua garda perusahaan paham dan tahu apa yang harus dikerjakan.

Pekerjaan yang penting dan urgen. Ini seperti aktivitasnya pemadam kebakaran. Pergolakan, perubahan cepat dan mendadak terlalu sering terjadi. Kondisi ini menggelorakan Adrenalin. Namun lama kelamaan kejelasan dan tujuan pekerjaan mengabur. Stamina para hulubalang dan prajurit perusahaan mengendur. Terlalu banyak kejutan dan perubahan yang sering terjadi dengan cepat. Improvisasi berlebihan, reaktif mengaburkan hakekat bekerja. Pada akhirnya bisa terjadi burn out dan bore out. Pekerjaan panas yang membakar dan tidak jelas, bermuara pada kebosanan, disorientasi pekerjaan, serta orang orang yang menjadi kelelahan.

Aktivitas perusahaan yang selalu melakukan hal tidak penting juga tidak Urgen, adalah pertanda perusahaan ini di posisi sun set , Sandyakala. Orang orangnya seperti Zombie yang hidup segan mati tak mau. Perusahaan ini seolah dipenuhi makluk makluk yang hanya bermain main, iseng iseng, sekedar mencari rejeki.

Dosen Belanda mentertawakan sikap pimpinan pimpinan tinggi perusahaan di dunia ketiga, yang sering bertindak urgen , tapi tidak penting.

Bernuansa joke dan sarkastis, dosen itu memberi ilustrasi, cerita yang diperoleh dari teman teman dosennya di negara berkembang.

Seorang Presdir sedang memberikan pengarahan di depan ratusan karyawannya tentang program Road map perusahaan. Dengan menggebu nggebu dan garang, Presdir itu juga akan melakukan penerapan Reward punishment bagi Unit dan penjab yang mencapai atau tidak mencapai target dengan tegas.

Tiba tiba ajudannya maju menghampiri, membisikkan kalau ada telpon yang harus segera di jawab pak Presdir. Pak Presdir segera meninggalkan ruang rapat.

Dosen itu melanjutkan ceritanya dengan tertawa. Ternyata telpon itu datang dari isteri Dirjen, yang sering salah kaprah di sebut ibu Dirjen. Presdir mengangkat telpon , dengan postur tubuh agak membungkuk, menghormat, menunduk di depan telpon, seolah ibu Dirjen itu di depannya. Selanjutnya meluncur kata kata satu satu dari Presdir yang baru saja menggebu menjelaskan Road map, Reward, Punishment.

" ya bu, siap bu, segera kami laksanakan, baik ibu"

Dosen itu dengan kocak menyampaikan, kalau ternyata ibu Dirjen itu meminta bantuan segera karena pompa air di rumahnya macet. Dan, Presdir itu memerintahkan teknisi terbaik di perusahaan, untuk segera memberesi pompa di rumah Ibu Dirjen tadi.

Dosen itu kembali tertawa dan berkata, itu ironis tapi sering terjadi di dunia ketiga.

Presdir itu berada di wilayah Urgen tapi tidak penting. Urgen, karena kalau permintaan isteri Dirjen tadi tidak segera dituruti, bisa bisa dirinya dipecat gara gara pompa air yang macet. Walaupun itu tindakan tidak penting, tidak ada hubungannya dengan program perusahaan, tapi Urgen bagi dirinya pribadi.

                    Bersambung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun