Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Hembusan Angin Cemara Tujuh 53

24 Agustus 2018   02:42 Diperbarui: 24 Agustus 2018   04:50 931
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Pekerjaan yang penting dan urgen. Ini seperti aktivitasnya pemadam kebakaran. Pergolakan, perubahan cepat dan mendadak terlalu sering terjadi. Kondisi ini menggelorakan Adrenalin. Namun lama kelamaan kejelasan dan tujuan pekerjaan mengabur. Stamina para hulubalang dan prajurit perusahaan mengendur. Terlalu banyak kejutan dan perubahan yang sering terjadi dengan cepat. Improvisasi berlebihan, reaktif mengaburkan hakekat bekerja. Pada akhirnya bisa terjadi burn out dan bore out. Pekerjaan panas yang membakar dan tidak jelas, bermuara pada kebosanan, disorientasi pekerjaan, serta orang orang yang menjadi kelelahan.

Aktivitas perusahaan yang selalu melakukan hal tidak penting juga tidak Urgen, adalah pertanda perusahaan ini di posisi sun set , Sandyakala. Orang orangnya seperti Zombie yang hidup segan mati tak mau. Perusahaan ini seolah dipenuhi makluk makluk yang hanya bermain main, iseng iseng, sekedar mencari rejeki.

Dosen Belanda mentertawakan sikap pimpinan pimpinan tinggi perusahaan di dunia ketiga, yang sering bertindak urgen , tapi tidak penting.

Bernuansa joke dan sarkastis, dosen itu memberi ilustrasi, cerita yang diperoleh dari teman teman dosennya di negara berkembang.

Seorang Presdir sedang memberikan pengarahan di depan ratusan karyawannya tentang program Road map perusahaan. Dengan menggebu nggebu dan garang, Presdir itu juga akan melakukan penerapan Reward punishment bagi Unit dan penjab yang mencapai atau tidak mencapai target dengan tegas.

Tiba tiba ajudannya maju menghampiri, membisikkan kalau ada telpon yang harus segera di jawab pak Presdir. Pak Presdir segera meninggalkan ruang rapat.

Dosen itu melanjutkan ceritanya dengan tertawa. Ternyata telpon itu datang dari isteri Dirjen, yang sering salah kaprah di sebut ibu Dirjen. Presdir mengangkat telpon , dengan postur tubuh agak membungkuk, menghormat, menunduk di depan telpon, seolah ibu Dirjen itu di depannya. Selanjutnya meluncur kata kata satu satu dari Presdir yang baru saja menggebu menjelaskan Road map, Reward, Punishment.

" ya bu, siap bu, segera kami laksanakan, baik ibu"

Dosen itu dengan kocak menyampaikan, kalau ternyata ibu Dirjen itu meminta bantuan segera karena pompa air di rumahnya macet. Dan, Presdir itu memerintahkan teknisi terbaik di perusahaan, untuk segera memberesi pompa di rumah Ibu Dirjen tadi.

Dosen itu kembali tertawa dan berkata, itu ironis tapi sering terjadi di dunia ketiga.

Presdir itu berada di wilayah Urgen tapi tidak penting. Urgen, karena kalau permintaan isteri Dirjen tadi tidak segera dituruti, bisa bisa dirinya dipecat gara gara pompa air yang macet. Walaupun itu tindakan tidak penting, tidak ada hubungannya dengan program perusahaan, tapi Urgen bagi dirinya pribadi.

                    Bersambung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun