Mohon tunggu...
MULYATI
MULYATI Mohon Tunggu... Guru - ASN

menulis adalah menciptakan ruang untuk mencurahkan segala ekspresi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Di Bawah Langit

9 Maret 2019   06:48 Diperbarui: 9 Maret 2019   06:45 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di bawah langit hitam. Ku menatap bintang gemintang. Berkedap-kedip bermandikan cahaya. Seolah asyik saling bercengkerama.

Di bawah cahaya bintang. Di tengah gempitanya mereka berbincang. Ada segenap sayu yang kian meradang. Dalam sepi yang slalu berdendang.

Kepergian bukanlah suatu kemauan. Perpisahan tentu tidak diharapkan. Kehilangan bukan sebuah impian. Kesendirian bukan pula tujuan.

Namun, takdir siapa yang bisa menghindar. Ketika firmanNya tlah ditebar. Hanya kesadaran yang membuat tegar. Semoga pelita tak lelah berpendar.

Bila iman dan taqwa jadi pegangan. Kitab suci jadi panutan. Tak kan ada hampa dalam keramaian. Tak ada hidup tanpa tujuan.

Bila iman dan taqwa sekedar hiasan. Kitab suci sekedar tontonan. Maka hampa tak kan terhindarkan. Hidup seolah tiada panutan.


Purworejo, 7 Maret 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun