Mohon tunggu...
MULYATI
MULYATI Mohon Tunggu... Guru - ASN

menulis adalah menciptakan ruang untuk mencurahkan segala ekspresi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Berteman Sepi

3 Maret 2019   17:51 Diperbarui: 3 Maret 2019   17:58 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Gemericik hujan di atas genting bersautan dengan suara kodok di kubangan.
Hujan yang turun sejak subuh tadi, masih enggan reda walau kini hari mulai petang.
Kulihat dari balik jendela, tak juga ada tanda-tanya manusia.
Hanya kabut memutih yang menutup ujung jalan sana.

Bolak-balik kuberjalan ke dapur dan peraduan, tak pula kujumpai ketenangan.
Kubuka lebar pintu dan jendela, berharap akan kehadirannya.

Kududuk termenung di bawah jendela, kutatap penuh harap seseorang tiba. Membawa kabar bahagia.

Akan tetapi semua sia-sia. Yang kutunggu tak jua kunjung tiba. Yang kunanti tak jua kunjung henti.

Hanya rasa sepi yang setia menemani. Mengawaniku melewati setiap waktu. Menghabiskan sisa-sisa batas usiaku. Sampai suatu saat kutinggalkan sepi seorang diri.

Purworejo, 3 Maret 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun