Mohon tunggu...
mulyanto
mulyanto Mohon Tunggu... Administrasi - belajar sepanjang hayat

Saya anak petani dan saya bangga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta yang Parah

19 Oktober 2020   07:57 Diperbarui: 19 Oktober 2020   08:07 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tapi ada momen, tiba2 ada dorongan kuat dari dalam hati si dokter untuk melihat wajah si pak ojek. Setua apa sih dia.

"Pak... pak..." panggil Yuni saat pak ojek baru nunggangi motornya.

"Iya mbak kenapa?" Bapak itu sudah menyetrarter motornya. Tapi diaturun lagi. Si dokter menghampiri.

"Ini buat Bapak." Nasi dan jus yang seporsi dia sodorkan pada pak ojek. Si ojek jelas bingung. Sudah dilebihi bayarnya terus diberi nasi lagi.

"Kenapa mbak?"

"Ini buat bapak. Makasih ya."

"Duh kok repot2 mbak.

"Nggak. Memang udah niat aku. Makasih ya, Pak."

"Ya saya yang makasih, Mbak. Makasih banyak ya."

"Sama-sama Pak. Tapi mohon maaf. Boleh saya minta sesuatu."

"Apa itu mbak?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun