Ide yang muncul yaitu dengan menebarkan kejahatan yang merupakan sifatnya, yaitu angkara murka ke seluruh jagad raya. Lalu ia tebarkan hawa jahat tersebut dalam bentuk gelembung tak kasat mata yang ketika keluar dari mulutnya, maka gelembung tersebut akan terbang terbawa angin.
Gelembung jahat tersebut akan masuk ke dalam jiwa manusia yang lengah tidak waspada terhadap dirinya sendiri. Maka saat itulah manusia akan berubah jahat sifat dan perangainya. Sehingga akan membuat kerusakan di sekitarnya.
Suatu hari, sampailah hawa jahat tersebut ke Ayodya. Berawal dari kawula Ayodya yang sedang berkumpul kemudian salah seorang dari mereka menyatakan keraguannya terhadap kesucian Dewi Sinta. Kemudian ditanggapi oleh yang lainnya. Hingga gosip tersebut tersebar luas dan sampai terdengar oleh Rama Wijaya.
Rama Wijaya yang dalam jiwanya telah bersarang gelembung jahat Rahwana, akhirnya ikut terpengaruh. Keraguan muncul di dalam hatinya. Alhasil, ia menyetujui untuk melakukan upacara 'Sumpah Obong' terhadap Dewi Sinta. Membuktikan kesucian Dewi Sinta di depan seluruh rakyat Ayodya
Upacara 'Sumpah Obong' telah dilaksanakan dan terbukti bahwa Dewi Sinta masih suci. Karena dirinya masih utuh, tidak tersentuh api sedikitpun.
Namun, setelah pembuktian tersebut tidak membuat Dewi Sinta tenang. Karena ia sudah diragukan oleh seluruh kawula Ayodya, bahkan suaminya sendiri. Akhirnya Dewi Sinta memutuskan untuk pergi meninggalkan kerajaan. Meskipun dalam keadaan hamil muda. Tanpa sepengetahuan Rama.
Setelah 16 tahun Dewi Sinta menghilang dari kerajaan. Akhirnya ia dipertemukan kembali dengan Rama Wijaya.
Dari tokoh Rahwana yang diberi umur seusia dunia ini, dapat kita ketahui bahwa Dewa tidak salah dalam memberikan jatah. Dan sifat angkara murka yang melekat pada jiwa Rahwana adalah lambang kejahatan di dunia ini yang akan terus ada sampai dunia ini berakhir. Dan Rama Wijaya adalah tokoh yang menggambarkan bahwa kerusakan yang diakibatkan dari kejahatan harus dibereskan dengan daya akal budi yang mengarah pada tatanan kebaikan. Diantara dua sifat tersebut tidak akan pernah dipisahkan di dunia ini, keduanya saling melengkapi. Karena keduanya adalah simbol keseimbangkan alam semesta layaknya siang dan malam, api dan air, gelap dan terang. Dan sifat berlawanan akan terus ada sampai dunia ini digulung oleh sang maha pencipta.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI