Mohon tunggu...
Muklinatun Sofa Nafisah
Muklinatun Sofa Nafisah Mohon Tunggu... sophaaa

sedang berusaha untuk bisa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kepedulian Alam : Raka dan Jamur Jerami

28 Januari 2025   20:17 Diperbarui: 28 Januari 2025   20:17 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku mau buat sarang burung, tapi hujan turun. Pasti jerami di sawah semuanya basah" jawabnya dengan raut memelas.

"Yasudah. Tunggu besok, kan bisa kering lagi jeraminya" tutur bapaknya menenangkan.

"Semoga besok tidak hujan lagi" jawab Raka dengan pasrah. Bapaknya kemudian mengusap kepanya Raka dan beranjak pergi ke belakang.

Hari selanjutnya, hujan turun lagi dari pagi hingga petang. Begitupun hari-hari selanjutnya, matahari seperti enggan muncul menyinari bumi. Hal tersebut membuat Raka semakin gelisah, karena memikirkan nasib jerami dan burung-burung di sawah. Harapannya untuk membuat sarang burung semakin menipis.

***

Beberapa hari kemudian, hujan mulai reda. Raka berinisiatif untuk melihat keadaan jerami di sawah. Ia berjalan menyusuri pematang sawah. Kali ini, ia tidak sendiri namun bersama dengan temannya, Bima. Bima adalah teman di rumah serta di sekolahnya.

Sesampainya di sawah, Raka melihat jerami yang masih lembab sampai di bagian atasnya. Bima pergi melihat bagian lain sambil beberapa kali memegang jerami. Hingga di bagian yang ada di bawah pohon, yaitu bagian yang tidak dapat sinar matahari secara langsung itu sangat lembab dibandingkan dengan bagian lainnya, namun ia melihat fenomena lain di sana.

"Raka, sini lihat ini" panggil Bima, penuh antusias.

"Ada apa, Bim?" Raka berlarian menuju Bima berada.

Bima sangat takjub dengan apa yang ia lihat, karena sebelumnya ia belum pernah menjumpai makhluk tersebut pada jerami.

(Jamur Jerami (Sumber: Desain Canva))
(Jamur Jerami (Sumber: Desain Canva))

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun