Mohon tunggu...
Mukhlis
Mukhlis Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Haji Uma, Tokoh Komedian dari Aceh Terpilih sebagai Anggota DPD Selama Tiga Periode, Bagaimana Bisa Ya?

29 Februari 2024   17:45 Diperbarui: 29 Februari 2024   22:34 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selanjutnya, pemeran tokoh Haji Uma ini tidak pernah membuat spanduk yang mewah atau.iklan sebagaimana calon anggota DPD lain, baik  di daerah maupun nasional. Pertanyaannya apakah tokoh ini tidak punya biaya? Sebagaima diketahui bahwa tokoh ini sudah dua periode  menjadi anggota DPD yaitu Periode 2014- 2019.

Kemudian, tokoh ini juga tidak pernah memanfaatkan iklan yang ada di media sosial secara masif..Akan tetapi, hanya beberapa kegiatan sosial  yang dilakukan  terekspose media. 

Namun yang menjadi kajian tulisan ini adalah mengapa tokoh komedian seperti Haji Uma di Aceh dan Komeng  pada tingkat nasional meraup suara terbanyak pada calon legislatif anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD)?

Kepercayaan Publik   terhadap Tokoh Politik mulai Pudar

Seingat penulis, Pemilihan Umum di Indonesia sudah berlangsung lebih dari setengah abad. Hal ini tak terkecuali untuk provinsi Aceh. Mulai dari Sistem pemilihan dilakukan oleh anggota DPR untuk pemilihan  para eksekutif ( presiden dan wakil sampai pada pemilu secara langsung seperti sekarang ini. 

Selanjutnya, mulai dari dikuti oleh 3 partai politik sampai dengan  puluhan partai politik termasuk partai lokal yang ada di Aceh.


Mulai dari pemilihan anggota MPR / DPR sampai pada pemilihan DPD sebagai senator daerah di parlemen. Masyarakat selaku konstituen politik selalu dijadikan objek dalam mencapai tujuan. 

Setelah tujuan yang diinginkan tercapai atau terpilih, maka objek yang menjadi alat tersebut dicampakkan  begitu saja. 

Awalnya masyarakat mengganggap hal itu biasa saja, akan tetapi lama- kelamaan masyarakat mulai jenuh. Misalnya,  ada banyak janji yang diberikan oleh tokoh dari partai politik yang ada di Aceh termasuk partai lokal sebagai partai penguasa.

Hal di atas tetap tidak berubah, mereka para pemenang tetap melenggang dengan aman tanpa menoleh ke belakang. Menurut mereka nanti lima tahun ke depan, kalau ada umur panjang Kita balik lagi dengan wajah baru dan hikayat baru. 

Ketika harapan kandas setiap lima tahun, maka munculah tokoh- tokoh komedian yang lebih familiar dengan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun