Media sosial merupakan tempat beropini dan beradu argumen untuk masyarakat yang tidak bisa menyampaikan opininya secara langsung kepada pemerintah. Mulai dari Twitter, Instagram, hingga Reddit. Penggunaan media sosial bisa sangat berguna jika digunakan dengan baik, seperti beropini tentang politik di Indonesia. Tapi bisakah opini-opini tersebut digunakan untuk mengembangkan politik?
Indonesia merupakan negara dengan demokrasi Pancasila di mana rakyat bisa ikut serta dalam mengambil keputusan. Di situlah peran media sosial sebagai tempat beropini bisa digunakan dengan baik, tidak dengan terlalu mengkritik pemerintah sehingga kritik tersebut terkesan tidak berguna. Kritik dan saran kepada pemerintah sebaiknya melihat keadaan negara pada saat ini, contoh : mengkritik Presiden Joko Widodo karena terlalu banyak mengalokasikan dana pada pembangunan jalan tol, sebaiknya uang tersebut digunakan untuk membantu ekonomi rakyat Indonesia. Kritik bukan hanya sekedar kritik, melainkan kritik yang membangun.
Fungsi beropini tersebut bisa juga digunakan untuk memaparkan data dan berita tentang pasangan calon presiden dan wakil presiden atau seorang tokoh politik. Jika digunakan dengan baik, data dan berita tersebut bisa digunakan sebagai patokan memilih calon pemimpin negara. Jika tidak, dengan tersebarnya berita-berita hoax bisa menjerumuskan para pembaca yang mempercayai berita bohong tersebut.
Jadi, apakah media sosial kawan atau lawan bagi demokrasi? Jawabannya tergantung diri kita masing-masing. Tinggal kita menyaring berita dan menjauhi berita-berita hoax atau kita menelan begitu saja berita yang belum tentu benarnya dan menyebarkan berita tersebut. Media sosial merupakan kawan bagi demokrasi jika digunakan dengan baik dan merupakan lawan bagi demokrasi jika digunakan sembarangan.