Mohon tunggu...
Muharika Adi Wiraputra
Muharika Adi Wiraputra Mohon Tunggu... welcome my friend

memayu hayuning bawana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Manunggaling Kawula Gusti: Rahasia Harmoni Manusia da Tuhan

22 September 2025   02:31 Diperbarui: 22 September 2025   02:31 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (narasiinspirasi.com)

Hidup bukan sekadar rutinitas sehari-hari atau sekadar menumpuk harta dunia. Di balik kesahajaan hidup, tersimpan warisan spiritual yang begitu dalam, diwariskan dari generasi ke generasi lewat tutur, laku, dan filosofi. Salah satu konsep tertinggi dalam filsafat Jawa adalah Manunggaling Kawula Gusti. Sebuah ungkapan yang sering terdengar, tetapi tidak selalu dipahami secara utuh.

Manunggaling Kawula Gusti berarti "bersatunya hamba dengan Tuhan." Ungkapan ini tidak lahir sebagai hiasan bahasa, melainkan sebagai hasil perenungan panjang para leluhur Jawa tentang makna kehidupan. Ia adalah sebuah jalan spiritual yang mengajarkan manusia untuk meleburkan ego, merendahkan diri, dan pasrah sepenuhnya kepada kehendak Ilahi. Dalam kesadaran itu, manusia tidak lagi menempatkan dirinya sebagai pusat dunia, melainkan sebagai bagian kecil dari semesta yang dipenuhi oleh kehadiran Tuhan.

Makna Inti: Meleburkan Ego, Menyatu dengan Ilahi

Kehidupan sehari-hari sering kali membuat manusia terjebak pada kesombongan. Pencapaian, jabatan, dan harta dunia kerap menjadikan manusia merasa mampu berdiri sendiri. Namun, Manunggaling Kawula Gusti mengingatkan bahwa sejatinya manusia hanyalah kawula, hamba yang hidupnya bergantung penuh pada Gusti, Sang Pencipta.

Menyatu dengan Tuhan berarti mengosongkan diri dari hawa nafsu dan keakuan. Ego adalah tembok tebal yang memisahkan manusia dengan Ilahi. Jika dinding itu tidak diruntuhkan, maka pintu manunggal tidak akan pernah terbuka. Oleh karena itu, konsep ini menekankan bahwa kesempurnaan hidup bukan pada banyaknya materi yang dimiliki, melainkan pada ketenangan batin saat merasa selalu dekat dengan Sang Pencipta.

Dalam filsafat Jawa, orang yang berhasil menundukkan egonya bukanlah orang yang kehilangan identitas, melainkan orang yang menemukan jati diri sejatinya sebagai makhluk Tuhan. Ia sadar bahwa setiap denyut nadi, setiap helaan napas, adalah bagian dari kehidupan yang dianugerahkan oleh Gusti. Kesadaran ini melahirkan kerendahan hati, rasa syukur, dan kepasrahan yang mendalam.

Jalan Spiritual: Pasrah dan Rendah Hati

Untuk mencapai manunggal, jalan yang ditempuh bukanlah jalan singkat. Orang Jawa percaya bahwa manusia harus melewati laku batin, sebuah proses panjang menundukkan diri dan membersihkan jiwa dari noda-noda duniawi.

Ada tiga syarat utama yang diajarkan:

  1. Melepas kelekatan duniawi. Harta, kedudukan, dan ambisi tidak boleh mengikat hati. Bukan berarti manusia harus meninggalkan dunia sepenuhnya, melainkan tidak menjadikannya sebagai pusat hidup.

  2. Menundukkan ego. Keakuan adalah penghalang utama. Dengan menundukkannya, manusia membuka ruang bagi cahaya Ilahi untuk masuk.

  3. Menumbuhkan kerendahan hati. Rendah hati bukan hanya sikap sosial, tetapi juga spiritual. Menghormati sesama, peduli pada yang lemah, dan tidak merasa paling benar adalah bentuk laku batin yang nyata.

Jalan ini ditempuh dengan meditasi, doa, tapa brata, hingga amal perbuatan. Dalam pandangan Jawa, doa tidak cukup diucapkan dengan kata-kata, melainkan diwujudkan dalam tindakan nyata. Orang yang tekun beribadah tetapi tidak berlaku adil kepada sesama dianggap belum sungguh-sungguh berjalan di jalan manunggal.

Harmoni Semesta: Tuhan Hadir di Mana-Mana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun