Mohon tunggu...
Muharika Adi Wiraputra
Muharika Adi Wiraputra Mohon Tunggu... welcome my friend

memayu hayuning bawana

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Pulang Terlambat di Malam Jumat Kliwon

1 Agustus 2025   03:43 Diperbarui: 1 Agustus 2025   03:53 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar by AI (Dok. Pribadi)

Namun... dedaunan di pohon bambu bergerak meski tidak ada angin.

Makam Tua

Damar menoleh cepat. Di belakangnya, tak ada siapa-siapa. Tapi bau anyir darah mulai menyengat dari arah makam yang tak jauh. Nisan-nisan terlihat remang dalam cahaya bulan yang tertutup awan.

Tiba-tiba... kerincingan berbunyi. Seperti lonceng kecil di kaki penari jaman dulu. Di ujung jalan, muncul sosok penari ronggeng dengan baju merah menyala, wajahnya putih pias tanpa mata, dan mulutnya menyeringai panjang sampai telinga.

Damar ingin berlari, tapi lututnya lumpuh.

"Koen nyambut aku, to?" suara perempuan itu berat, seperti dua suara bertumpuk.

Ia menari ke arahnya. Langkah demi langkah. Lonceng makin keras. Setiap gerakan menimbulkan angin dingin menusuk tulang.

Putus Hubungan Dunia

Damar berusaha membaca doa. Tapi lidahnya kelu. Ayat yang biasa ia hafal, tiba-tiba hilang dari kepala.. Yang keluar hanya desahan napas dan keringat dingin.

Penari itu makin dekat.

Suaranya kembali terdengar. Kali ini dari arah belakang.

"Golekno aku neng njero..."

Damar nekat membanting tubuhnya ke tanah. Ia rebah, menutup mata, memaksakan doa meski terbata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun