Damar ingin berteriak, tapi suaranya tercekat.
Ia melirik spion kiri.
Masih kosong.
Spion kanan?
Retak. Di balik retakannya, terlihat sepasang mata merah menatap lurus ke arahnya.
Damar menarik gas sekencang-kencangnya. Tapi motor malah mati total.
Semuanya hening. Hanya detak jantungnya yang bergema di kepala.
Lalu terdengar nyanyian.
Suara perempuan. Lirih. Samar. Tapi nadanya tidak wajar.
"Golekno aku neng njero...
Aja ndhelik, aku ngerti..."
Bahasa Jawa. Suaranya seperti dari mulut yang tidak lagi utuh. Nyanyian itu datang dari arah kiri. Damar menoleh perlahan.
Tidak ada siapa-siapa.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!